Melihat sikap Iren yang berubah drastis menjadi periang dan penuh senyum. Boy dan Nadin menjadi penasaraan dan kedua mata mereka tertuju bersama ke tubuh Iren sambil tersenyum tipis. Dengan sepontan Boy bertanya.
"Ada apa Ren kok girang gitu ? " tanya Boy
" Ibunya Manu telpon. Kanya Manu sudah sadarkan diri." Saut Iren
" Syukurlah, kalau gitu kita sama-sama pergi ke rumah sakit."
" Baiklah
\
Â
Â
Â
                  Â
Suatu malam dia sedang merenung seorang diri depan teras rumah. Entah apa yang sedang kebayang di dalam pikirannya semua di rasanya sangat hampa,sunyi seakan dia merasa dunia tidak adil padanya. Dia menginginkan seseorang  wanita hadir dalam hidupnya namun entahlah kapan waktu itu akan datang padannya. Ibunya melihatnya sedang  merenung sendirian dan bertanya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159