Mohon tunggu...
Surikin SPd
Surikin SPd Mohon Tunggu... Guru - Ririn Surikin

Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rifana

22 Januari 2022   19:50 Diperbarui: 22 Januari 2022   19:52 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hari-hariku kini terasa sepi. Tiada shifa lagi. Setiap hari kulihat rumah shifa yang kosong, sepi tidak berpenghuni. Entah dimana shifa kini, entahlah aku tak tau itu. Sering kutanya pada bunda apakah kalimantan itu jauh. Aku pingin kesana bertemu shifa dan bermain bersamanya. Tetapi bunda hanya tersenyum dan memberikan penjelasan bahwa itu tak mungkin. Tapi kalau Tuhan berkehendak untuk mempertemukan aku dengan shifa itu tidak mustahi. " sekarang berdoa aja ya Mbak, agar shifa dan keluarganya sehat dan suatu hari nanti Mbak Ana bisa bertemu dengan shifa kembali " demikian penjelasan yang selalu keluar dari bibir manis bunda.

Hari-hari berikutnya aku sering dibawa bunda ke sekolahnya. Waktu itu umurku belum empat tahun. Ketika tahun pelajaran baru dan usiaku sudah empat tahun lebih aku disekolahkan di TK tempat bunda mengajar.

Hari-hariku mulai semangat kembali. Banyak kutemukan teman-teman baru disekolah ini. Hari-hariku pun dipenuhi aktivitas bernyanyi, mewarnai, berhitung dan mengenal huruf. Kesbundakanku membuat bayangan shifa perlahan-lahan memudar. Aku sudah beradaptasi dengan teman-teman kecilku disini.

Kata bunda aku berbakat dalam mewarnai . aku selalu menang lomba mewarnai di sekolah. Bahkan pernah aku mengikuti lomba mewarnai ditingkat kabupaten. Aku berhasil mendapat juara 2. Betapa senangnya hatiku saat itu saat aku mendengar namaku disebut sebagai juara 2 tingkat kabupaten. Aku langsung naik ke atas panggung untuk mengambil piala. Itu piala pertama yang kuperoleh dan tak pernah ku lupakan.

Setelah pulang sekolah bunda langsung membeli lemari kaca. Kata bunda untuk tempat piala. " Sakarang baru satu tapi nanti Mbak Ana akan menambah dengan piala-piala lainnya." Demikian kata bunda.  Hal itu pun menjadi sebuah doa. Doa orang tua yang dijamah oleh Allah, aku selalu memang dalam lomba --lomba berikutnya. Piala-piala baru pun bertambah dan menambah koleksi piala dan piagamku. Setelah tamat TK aku telah mendapatkan lima piala. Tentu hal itu membuat terus berjuang dan tak puas dengan apa yang sudah ku pegang. Aku menjadi rajin mewarnai dan menggambar. Bahkan bunda menyiapkan kertas HVS satu rim untuk kugunakan melukis.

Dua tahun di TK banyak pelajaran yang kudapat. Aku yang dulu tak lancar berhitung kini sudah bisa sampai 50 dengan sempurna. Sudah bisa membaca walau tertatih-tatih. Kemampuan bersosialisasiku juga meningkat. Kini temanku bukan hanya satu seperti dulu. Kini temanku banyak bahkan aku tergolong anak yang lincah bergerak kesana-kemari. Maka pada perpisahan sekolah aku ditunjuk sebagai penari persembahan. Wajahku yang mungil didanndan bak ratu . dengan penuh percaya diri aku menari mengikuti irama lagu. Begitu kompaknya gerakanku dengan teman-temanku membuat kami selalu mendapat pujian berupa tepukan tangan.

Hasil mewarnaiku juga dipajang dijadikan pameran. Banyak yang tertarik pada gambar-gambarku. Bahkan ada yang mau membelinya. Tapi karena ini merupakan koleksi sekolah maka tidak dijual. Akhirnya mereka hanya bisa menikmatinya dengan pandangan saja.

Ketika hari perpisahan TK itu ada pesan yang masih ku ingat dari bunda kepala sekolah. Bahwa kami akan melanjutkan kejenjang sekolah yang lebih tinggi . disekolah yang lebih tinggi tentunya prestasi harus terus ditingkatkan. Bakat yang sudah ditemukan di TK hendaknya ditambah dan ditingkatkan ketika di SD nanti. Teruslah berkarya dan berprestasi.

Demikianlah perjalanan di TK selama dua tahun yang penuh kenangan. Masa kanak-kanak benar-benar kulalui sangat bahagia.

GULUNGAN OMBAK PERTAMA

Setelah menyelesaikan pendidikan di TK aku melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu di SD tepatnya SD Al Akusar. SD yang menyeimbangkan pendidikan dunia dan pendidikan akhirat. Ilmu dunia dijadikan pelajaran , ilmu agama menjadi penerapan, SDIT itulah yang lagi trend masa kini. Sekolah dalam satu atap antara sekolah dan madrasah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun