Sering ku lihat sambil berjalan mereka berdua bercanda. Bahagia rasanya hatiku melihat kekompakan ayah dan bunda. Mereka saling menyayangi, saling berbagi dalam suka duka. Saling melengkapi satu sama lain. Inilah panutan hidupku. Ayah bunda yang selalu bersama walau badai rumah tangga selalu menerjang. Gulungan ombak yang tinggi tidak mampu menggulung cinta mereka. Ujian demi ujian yang mereka lalui membuat mereka tegar dan mampu  menghadapinya.
Begitulah cinta. Kekuatan cinta mengalahkan segalanya. Cinta dari hati terpatri sehidup semati. Tiada sedikitpun niat untuk saling meninggal dan menyakiti.
" ITULAH KEKUATAN CINTA YANG BISA MERUBAH DUKA MENJADI BAHAGIA"
KEMELUT DOSEN WALI
Hari berlalu begitu cepat. Kesibukan membantu bunda membuka usaha loundry benar-benar menyita seluruh waktuku. Tahun telah berganti dan sekarang sudah bulan april. Tentu aku harus bersiap-sipa untuk melanjutkan pendidikan tahun ini. Tahun ini aku akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Begitu juga dengan bunda yang selalu memberiku semangat untuk kuliah. Beliau selalu mengingatkanku jadwal masuk perguruan tinggi.
Hari-hariku pun disibukkan dengan belajar. Syukurlah sudah ada yang membantu bunda dengan menjemput dan mengantar kain cucian bunda . jadi waktu ku tidak hanya habis di jalan. Waktuku lebih banyak di rumah dan setelah selesai pekerjaan rumah aku melanjutkan untuk belajar. Ku buka di internet tentang pelajaran-pelajaran yang sudah tertinggal selama setahun ini. Aku juga belajar mengerjakan soal-soal secara online. Tidak begtu banyak perubahan dengan pelajaran yang setahun lalu kupelajari.
Akupun mengikuti tes masuk perguruan tinggi. Salah satu universitas negeri di propinsiku menjadi incaranku. Aku mengambil kelopmok IPC dan mengambil tiga jurusan yang berbeda di FKIP. Biologi, Bahasa Indonesia dan IPS. Aku mempunyai alasan mengapa memilih ketiga jurusan ini. Kemampuan ku dalam hafalan menjadi kekuatanku. Kalau pelajaran berhitung kemampuanku hanya sedikit diatas rata-rata. Â Jadi aku takut nanti tidak dapat maksimal dalam kuliah dan mengajar kepada siswa-siswiku. Untuk alasan bahasa indonesia, aku ingin mengembangkan keahlian dalam membaca puisi, dan satu lagi Pak Fahry guru bahasa indonesia ku waktu SMA menjadi inspirasiku untuk menjadi guru bahasa indonesia.
Aku telah berdiskusi dengan bunda dan ayah. Mereka juga menyetujui dan memberi dukungan kepadaku. Setelah aku mantap dengan ketiga jurusan ini aku pun mendaftar secara online, dan mendapat nomor peserta ujian.
Tidak lama setelah mendapat kartu ujian aku mengikuti tes seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Setelah beberapa bulan menanti pengumuman aku dinyatakan lulus di perguruan tinggi negeri di mata pelajaran bahasa indonesia.
Sekali lagi aku melakukan sujud syukur atas karunia Allah ini. Kesempatan yang tertunda selama satu tahun kini membuahkan hasil. Tahun ini aku terdaftar sebagai seorang mahasiswa jurusan bahasa indonesia di perguruan tinggi ternama di kotaku. Sebagai seorang mahasiswa tentu kesempatan ini akan kumanfaatkan sebaik mungkin. Aku menyadari betul dengan keadaan orang tuaku maka aku bertekad untuk menyelesaikan kuliah secepat mungkin.
Kembali aku harus berpisah dengan keluargaku. Aku harus merantau ke kota demi pendidikan dan masa depanku. Pengalaman merantau saat SMA menjadi modal bagiku kali ini. Hanya bedanya dulu aku tinggal di asrama yang pola kehidupannya di atur oleh sekolah. Kini aku tinggal di kos-kosan dan semua nya harus diatur sendiri dengan perincian yang matang. Aku harus memanfaatkan waktuku. Kalau dulu aku baru bisa pulang kerumah setelah enam bulan kini kapanpun aku mau pulang bisa. Setiap minggu atau setiap bulan karena memang jarak tempatku kuliah dengan rumah tidak terlalu jauh hanya ditempuh dengan kendaraan kurang lebih satu setengah jam.