Mohon tunggu...
Surikin SPd
Surikin SPd Mohon Tunggu... Guru - Ririn Surikin

Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rifana

22 Januari 2022   19:50 Diperbarui: 22 Januari 2022   19:52 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Diawal mas perkuliahan aku diberi kesempatan untuk mengambil dua puluh empat SKS. Dibandingkan dengan masa sekolah dulu kini banyak waktu luangku. Waktu luang itu ku manfaatkan pergi ke perpustakaan untuk mencari sumber-sumber ilmu baru. Hobiku membaca kini benar-benar tersalurkan. Jejeran skiprsi dan tesis itu kini yang menjadi tujuan. Aku mencari pengalaman lewat buku bagaimana membuat skripsi. Walaupun aku baru semester satu tapi kelak aku juga akan membuatnya. Semua hanya masalah waktu.

Setiap ada kelas pelajaran aku selalu berusaha untuk di duduk di depan. Agar lebih konsentrasi dan maksimal mendengarkan pengarahan dari dosen-dosenku. Dosen-dosen yang luar biasa. Dari cerita-cerita mereka, mereka juga berasal dari kelurga yang sederhana namun kesederhanaan itulah yang membuat mereka sukses seperti sekarang ini. Sering pengalaman mereka ku abadikan dalam tulisan. Ketika di kamar aku buka kembali tulisanku tentang dosen-dosenku yang menceritakan pengalamannya. Pengalaman yang baik ku jadikan motivasi dalam hidupku.

Suasana belajar yanag berbeda dengan SMA membuatku sering mngulang pelajaran kali ini. Waktu luang yang banyak juga menjadi modal untuk sering belajar. Sering juga aku mengikuti kegiatan-kegiatan untuk mencari pengalaman. Ternyata benar kata orang bahwa kalau kuliah itu kita harus pandai-pandai. Pandai-pandai maksudnya disini adalah harus pandai memanfaatkan waktu, harus pandai mencari teman yang positif, harus pandai dengan dosen dan pandai-pandai lainnya.

Tidak setiap hari sebenarnya aku kuliah, atau kalau aku kuliah pagi, aku punya waktu luang sore hari. Untuk mengisi waktuku aku pergunakan untuk mencari uang tambahan. Aku tidak mau sepenuhnya tergantung pada bunda. Bunda perlu memikirkan dan mencari uang lebih untuk kebutuhan kami, kebutuhan adikku yang masih SMP. Selain itu kebutuhan biaya pengobatan ayah. Ayah harus terus di terapi supaya bisa pulih seperti semula. Biaya terapi yang tidak murah yang dilakukan ayah seminggu tiga kali.

Aku harus berusaha untuk meringankan beban bunda. Suatu hari temanku menawarkanku untuk memberikan les pada siswa SD. Gayung itu langsung kusambut. Sejak saat itu aku mngajari les anak-anak SD sebnayak empat orang. Seminggu tiga kali aku lakukan. Alhamdulillah hasilnya bisa ku manfaatkan untuk membeli buku, untuk uang sakuku dan kebuthan-kebutuhan kecil lainnya.

Selain itu aku juga rajin mncari bea siswa. Aku mendapatkan bea siswa dari salah satu perusahaan. Uangnya aku tabung dan kugunakan untuk membayar UKT. Walau tidak seberapa tapi cukuplah  untuk meringankan beban bunda.

Sebenarnya bunda pernah melarang ku untuk tidak terlalu sbundak bekerja mencari uang tambahan, kerena usaha bunda sekarang cukup lancar, tapi aku yang terbiasa dengan kerja maka sangat sayang kalau membuang-buang waktu aku sudah menganut falsafah orang " Waktu adalah uang"

Satu semester sudah aku belajar di perguruan tinggi ini. Bebgai ujian telah ku lewati . alhamdulillah nilaiku kini sebagian besar A. Nilai IPK ku 3. 30. Tentu nilai IPK pertama ini menjadi tolak ukur untuk IPK-IPK selanjutnya. Nilai IPK ku tidak boleh turun dan harus naik itu yang menjadi tekadku.

Waktu liburan semester aku tidak mengambil untuk liburan tetapi kumanfaat kan waktu dua bulan setengah tersebut untuk mengambil semester pendek. Aku mengikuti kuliah seperti hari-hari biasanya. Dua belas SKS yang ku ambil saat ini. Tekadku untuk cepat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi menjadi semangatku untuk mengikuti kuliah di semester pendek ini. Hal ini kulakukan setelah mendapat persetujuan dari bunda dan ayah.

Memasuki semester dua aku telah menyelesaikan tiga puluh enam SKS. Pada semester dua kali ini berdasarkan IPK aku boleh mngambil mata kuliah lebih dari dua puluh empat jam. Aku berusaha mencari mata kulaiah yang tidak hanya munsul untuk kelasku. Tapi aku juga mengikuti mata kuliah yang muncul pada kakak tingkatku. Karena keterbatasan waktu yang bentrok di mata kuliah yang berbeda maka aku hanya bisa mengambil dua puluh delapan SKS.

Demikian lah hari-hariku ku lalui, kalau tidak ada mata kuliah selau kumanfaatkann waktu untuk ke perpustakaan. Hampir seluruh perpustakaan dikota ini aku mempunyai kartu anggotanya,  bahkan aku hanya tersenyum ketika teman-temanku memberi gelar padaku, bukan gelaar sarjana tetapi gelar " Kutu Buku ". Mungkin benar juga kata-kata temanku, aku lebih senang membaca buku ketimbang pergi kesana-sini atau berhura-hura. Biarlah julukan itu melekat padaku sekarang, tapi nanti aku akan mendapat gelar sarjana pendidikan, itu tekadku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun