Mohon tunggu...
Surikin SPd
Surikin SPd Mohon Tunggu... Guru - Ririn Surikin

Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rifana

22 Januari 2022   19:50 Diperbarui: 22 Januari 2022   19:52 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Suara tepukan dan teriakan mengakhiri pembacaan puisiku. Dengan tersenyum ku pandang juri dan penonton dengan mengucapkan terimakasih. Langkah kai yang pasti menuju kursi tempat duduk semula. Ada beberapa tangan yang menyambutku dan mengucapkan selamat. Ku sambut tangan mereka. Kami pun bersalaman. Aku hanya berucap terimakasih.

Sesampainya di kursiku Pak Fahry menyambutku dengan senyuman hangat. Senyuman yang selalu mengingatkanku pada ayah. Senyuman seorang ayah. Bagiku Pak Fahry bukanlah hanya sebagai guru tetapi sudah merupakan orang tua  yang kedua. Seandainya Pak Fahry ini perempuan mungkin beliau sudah ku peluk, namun hal itu tak mungkin kami lakukan. Pak Fahry hanya menyambutku dengan senyuman dan selanjutnya kami menyaksikan peserta --peserta lainnya yang tampil.

Diam seribu kata itu lah yang ku alami saat detik-detik pengumuman. Tenggorokanku terasa kaku, walaupun aku diyakinkan tidak juara tidak apa-apa oleh Pak Fahry tetapi kini keadaanku seratus delapan puluh derajat berbeda dengan menghadapi lomba kemaren. Satu persatu juri memberikan komentar atas penampilan kami. Dan saat pembacaan hasil lomba aku tak tahan dan meninggalkan ruangan, aku ke kamar kecil. Kutenangkan diriku disana sampai akhirnya aku masuk kembali ke ruangan lomba. Juri menyebutkan pemenang dari yang ketiga. Peserta yang menang berasal dari jakarta. Bagiku temanku dari jakarta ini juga luar biasa sangat bagus dalam memainkan emosi pendengar. Ketika disebutkan pemenang kedua nomor undian tiga belas. Duer!!!  Bagai dentuman petir yang menyambar, itu adalah nomorku , aku menjadi pemenang kedua dalam lomba puisi di FLS2N kali ini. Setelah namaku, disebutkan pemenang pertama berasal dari kalimantan selatan.

Tiada kata selain doa  dan terimakasih yang kupanjatkan kepada Tuhan. Bertubi-tubi nikmat Tuhan yang diberikan padaku. Aku melalui dengan suka duka, ternyata dibalik duka-duka ku selama ini Allah terlah memberikan hadiah yang tak terhingga. Kenikmatan yang tidak bisa diukur dengan uang, kepuasan batin yang kurasakan kini melebihi segala-galanya.

Ku lihat rona bahagia di wajah Pak Fahry, beliau tak henti-hentinya tersenyum menyaksikan ku di belakang panggung. Di balik kesuksesanku kali ini ada tangan dingin Pak Fahry yang telah membimbingku, menularkan seluruh ilmunya padaku, tanpa sungkan dia membentuk kepribadianku sehingga mempunyai mental juara. Pak Fahry Anda seorang yang luar biasa!!!

Sehari setelah pengumuman kami pun diajak oleh panitia untuk berjalan-jalan mengelilingi kota sumatera selatan. Melihat langsung jembatan ampera yang berdiri kokoh membelah sungai musi. Jembatan ampera ini sangat terkenal di sumatera selatan bahkan di indonesia. Mempunyai panjang sekitar 1.117 meter semakin menunjukkan jati diri kota palembang. Satu hari setelah mengelilingi kota palembanng, keesokan harinya kami di ajak ke  ke Kabupaten Bangka Belitung, tempat sekolahnya laskar pelangi. Novel dan film laskar ppelangi yang terkenal di seantero negeri. Menjadi inspirasi bagi kami. untuk belajar dari novel dan film laskar pelangi.  Tetapi Keadaan di bangka Belitung tidak seperti yang diceritak dalam novel dan film laskar pelangi. Bangka belitung kini telah cantik, negeri yang dikelilingi oleh laut itu menawarkan sejuta pesona. Aku dan rombongan pergi mengunjungi musium laskar pelangi, begitu banyak disana ku lihat goresan pena andrea Hirata yang merupakan penulis laskar pelangi dan ketiga novel lainnya. SD tempat syuting laskar pelangi juga masih berdiri dan menjadi objek wisata. Dalam hati aku sangat kagum dengan Andre Hirata yang bisa menuliskan pengalamannya dan menjadi fenomena yang tak berujung. Begitu suksesnya Andre Hirata membawa nama bangka belitung yang dulunya terpencil tapi kini menjadi salah satu tempat wisata dan terkenal di seluruh penjuru negeri.

Ada pertemuan tentu ada perpisahan itu yang ku alami saat ini. Tepat seminggu aku berada di palembang aku harus berpisah dengan teman-temanku. Ada rasa haru menyelimuti dada. Berbunda kenangan tergores di hati, FLS2N kali ini begitu indah dan menjadi memoar yang tak mungkin luntur oleh waktu.

Kami kembali ke daerah tujuan masing -- masing. Di bandara Sultan Mahmud  Badarudin II  kami berpisah dengan menggunakan pesawat yang menghantarkan kami ke tempat semula ada yang transit ke jakarta, tapi aku dan rombongan tidak melakukan transit dan langsung ke kota tujuan. Berbagai cerita hangat mengiringi perjalanan kami. Suasana akrab semakin terlihat. Maklumlah sudah seminggu kami bersama.

Setelah menempuh perjalanan udara selama satu jam pesawat yang kami tumpangi mendarat di bandara. Kami sudah diberitahu oleh offical akan ada penyambutan dari dinas pendidikan.  Kami pun bersiap-siap turun dari tangga pesawat dan mengarah pada kedatangan. Disana ku lihat telah berdiri beberapa orang. Satu orang sbundak berjalan kesana kemari sbundak mengatur jalannya penyambutan. Sesampainya kami di tempat penyambutan ksmi bersalaman dan mendapat kalungan bunga. Baru kuketahui yang mengalungkan bunga pada kami adalah Bapak Kepala Dinas Pendidikan di kotaku. Rasa bahagia menjalari tubuhku. Tak kusangka kami mendapat sambutan seperti ini , setelah berdilog beberapa ssaat dan mengucapkan selamat kami diajak foto bersama. Setelah kegiatan foto bersama, kami sudah ditunggu oleh iring-iringan mobil plat merah. Setauku kalau plat merah bererti itu mobil dinas pegawai negeri. Kami di bawa ke satu hotel di bagian restoran. Kami dijamu oleh kepala dinas dengan sajian-sajian yang banyak. Sampai-sampai aku tidak tau apa saja nama makanan itu.

Kami dipersilahkan makan sepuasnya. Tentu saja sesuai ukuran perut orang indonesia. Aku mengambil beberapa kue dan teman-temanku mengambil makanan berat. Sambil menikmati kuliner di hotel tersebut dialog dan canda tawa kecil mengiringi pembicaraan kami. Dalam kata-katanya Bapak Kepala Dinas Pendidikan bangga dengan prestasi yang kami raih tahun ini. Mudah mudahan ini menjadi awal yang lebih baik untuk tahun berikutnya.

Suasana akrab itu harus berakhir jam tujuh belas sore. kami diantar ke rumah masing-masing dengan menggunakan mobil dinas. Aku dan Pak Fahry langsung menuju sekolah karena memang aku tinggal di asrama sekolah dan rumah Pak Fahry juga di perumahan guru di sekolahku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun