Engaku patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa...
Demikian dua bait lagu yang sangat mulia di tujukan untuk bapak / bunda guru yang telah membimbing kita selama ini. Â Lagu yang familiar di telinga kita. Tiga kalimat di bawah yang menjadi penyemangat dalam diri guru , sungguh kata-kata yang luar biasa dan mempunyai makna yang sangat dalam. Seorang guru akan selalu terpatri namanya di hati murid-muridnya, walaupun tanpa tanda jasa dipundaknya.
Untuk mencapai cita-cita tentu aku harus berusaha dan berdoa. Usahaku adalah belajar semaksimal mungkin. Bukan hanya dari lingkungan sekolah saja tetapi juga dari lingkungan disekitar ku . begitu banyak yang bisa dijadikan pelajaran pelajaran hidup yang bersifat dunia. Tentu juga pelajaran yang bersifat akhirat tidak boleh ditinggalkan
Sama seperti semester sebelumnya, pengambilan rapor semester empat kali ini juga mengundang orang tua. Ayah bunda ku hadir sebelum kegiatan di mulai. Aku menyambut kedatangannya dengan hati gembira, kedua orang tuaku banyak bertanya tentang kondisiku, tentang pelajaranku dan lainnya. Semua kujawab sesuai kenyataan.
Setelah selesai mengambil raporku kami pun bersiap-siap untuk pulang ke rumah. Tetapi liburan kali ini ayah bunda telah menjadwalkan kami liburan ke jawa. Tempat dimana aku di lahirkan . tidak setiap liburan aku bisa pulang kampung karena jaraknya yang jauh, juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. Saat ini aku sangat gembira  saat bunda mengatakan kami mau liburan ke pulau jawa. Aku mau reuni dengan teman-teman masa kecilku, desa yang penuh kenangan. Desa yang letaknya sangat jauh dari kota, yang mesih memiliki udara segar dan pemandangan alam yang menakjubkan.
Kuisi hari-hari liburan di desa yang masih menjunjung tinggi tradisi. Kami pun disambut hangat oleh keluarga pamanku. Hanya pamankulah yang tinggal disini  menjaga rumah peninggalan nenek dan kakekku. Seluruh saudara bunda telah menyebar merantau ke pulau sumatera dan kalimantan. Pamanku lah yang menetap disini , karena paman adalah adik bungsu bunda. Jadi pamanlah yang merawat kedua orang tuanya semasa masih hidup.
Kebetulan paman juga bekerja di kampung halaman. Bekerja kantor kelurahan. Pamaku yang memiliki dua orang anak yang usianya di bawah usiaku. Saat ini sepupuku duduk di kelas delapan.
Liburan selama dua minggu di pulau jawa kali ini benar-benar tak terasa . hari-hariku dipenuhi dengan belajar yang menggunakan alam. Belajar langsung ternyata lebih mudah diterima oleh akal dibanding teori-teori yang dipaparkan. Keadaan alam pedesaaan yang sangat subur dijadikan lahan untuk bercocok tanam, desaku merupakan salah satu penyuplai pangan berupa beras. Hampir seluruh penduduk bermatapencarian sebagai petani. Kalaupun ada yang bekerja pada pemerintahan pasti juga mempunyai sawah . mungkin hanya orang yang disuruh mengerjakan sawahnya.
Pemandangan sawah yang hijau membentang dan warna kuning di sebagian petak membuat mata sehat memandangnya. Benar-benar berbeda jauh dengan tempat tinggalku. Sejauh mata memandang kalau di desaku hanya tanaman hijau yang menyejukkan mata sedangkan ditempat tinggalku sejauh mata memandang hanya perumahan-perumahan yang memenuhi kota yang terlihat. Pokoknya liburan kali ini membuat aku menjadi fres.
Setelah dua minggu di jawa aku kembali pada rutinitas seperti biasa. Kembali ke sekolah dengan semangat baru, apalgi kini aku sudah menginjak kelas dua belas. Di sekolah ini kamilah sekarang yang menjadi murid tertua. Tentu segala yang kami lakukan akan menjadi contoh bagi adik-adik kami. aku bertemu lagi dengan Maya. Sahabat karibku. Kami perpelukan dan mengucapkan saling kangen. Maya si penyair muda. Dia bercerita padaku tentang goresa-goresan puisinya. Tak sabar dia menunjukkan tulisannya sewaktu lbundar. Kalau ku hitung sebanyak lima belas puisi telah di tulisnya. Segala objek bisa menjadi puisi di tangan Maya.
Sebagai siswa tertua di sekolah ini aku pribadi tentu ingin semakin lebih baik. Kini semua adik-adik kelasku memanggilku kakak. Tak terasa memang, rasanya baru kemaren aku di panggil adik. Tapi kini sebutan itu berbeda. Kelas dua belas ini pun kami di tuntut siap untuk menghadapi ujian nasional. Kegiatan perlombaan untuk kelas dua belas tidak pernah kami ikuti lagi. Kami fokus ke Ujian Nasional dan persiapan memasuki perguruan tinggi.