Mohon tunggu...
Surikin SPd
Surikin SPd Mohon Tunggu... Guru - Ririn Surikin

Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rifana

22 Januari 2022   19:50 Diperbarui: 22 Januari 2022   19:52 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Selama lima tahun menjadi guru , ada beberapa pengalaman lomba yang telah diikuti oleh siswa-siswiku. Ada yang kalah tetapi ada pula yang menang. Piagam serta piala yang mereka dapatkan menambah koleksi piala sekolah. Berbaris rapi di dekat pintu masuk sekolah. Bagaikan dayang-dayang penyambut tamu saat pesta. Piala-piala ini menjadi pembuka ketika memasuki sekolah kami. Aku bangga dengan siswa-siswiku ini. Sebagai seorang pembimbing tentu ada kebahagiaan sendiri ketika siswa-siswinya menang dalam mengikuti lomba. Koleksi piala yang diboyong siswa-siswiku menambah koleksi piala dan berjajar di depan sekolah. Siapa pun bisa melihatnya. Bisa membaca prestasi di bidang apa dan siapa nama pemenangnya. Semua tertata rapi dan indah menambah pesona sekolah.

Totalitas sebagai guru kulakukan disini, disekolahku ini. Cita-cita ku sejak kecil kini tercapai. Keinginan untuk berbagi ilmu dengan siswa-siswi di kabulkan Tuhan, bahkan aku sering dikirim sekolah untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang sifatnya menambah ilmu pengetahuan. Hal ini ku lakukan dengan senang hati, kesempatan belajar dan kehausan ilmu setelah menjadi guru terus kukembangkan. Agar dalam mengajar aku tidak mengalami kesulitan.

Kebiasaan sekolah kami kalau ada guru yang telah mengikuti pelatihan maka dia akan mempresentasikan hasil pelatihannya kepada guru-guru lain. Tentu hal ini juga menjadi pembelajaran bagiku untuk berbicara di depan umum, didepan guru-guru yang notabene lebih tua dariku, lebih mempunyai banyak pengalaman. Awalnya tentu saja aku jantungan. Takut ada kesalahan ketika harus menularkan ilmu pada guru-guru yang lebih tua dariku. Tapi seperti kata pepatah "ALA BISA KARENA BIASA" itu membuatku tidak canggung lagi ketika harus presentasi.

"ALA BISA KARENA BIASA"  pepatah yang benar, kebiasaan-kebiasaan yang kita alami membuat kita akan lancar pada  kebiasaan itu. Kini tak ada rasa canggung lagi ketika harus saling bertukar ilmu dan pengalaman. Paling kalau aku terbentur pada pertanyaan mereka aku menjanjikan jawaban di esok hari karena harus mencarai jawaban yang pasti pula. Guru-guru itu pun mengerti.

Alhamdulillah, sekolah yang punya motto " Maju bersama " ini membuatku mudah mengembangkan diri. Dukungan dari kepala sekolah dan perangkat tenaga kependidikan lainnya membuat kreasi dan pikiran-pikiran ini berkembang. Seolah berpacu dengan waktu. Begitu banyak hal yang menantang di depan, masa depan siswa, masa depan guru-gurunya. Perkembangan zaman yang begitu cepat membuat perubahan di dunia pendidikan.

Alam Takambang Menjadi Guru. Satu kalimat yang luar biasa maknanya. Kita bisa belajar dari alam. Sumber ilmu yang terus bisa di gali, dari pengalaman sehari-hari. Dari lingkungan , dari keluarga. Ilmu yang terus bisa dikembangkan dan tiada habisnya. Alam sumber kehidupan dan ilmu pengetahuan. Kalau kita bisa bersinergi dengan alam maka akan selamatlah kita.

Begitu juga sebagai guru banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan kita. Diri kita pribadi, siswa-siswi kita, keluarga kita, dan lingkungan di sekitar kita. Semua unsur tersebut bisa membuat kita maju atau sebaliknya. Tergantung niat  masing-masing. Tetapi paling tidak niat untuk menjadi seorang guru saja itu adalah niat yang mulia kalau niatnya sudah mulia tentu langkah dan kegiatan yang kita lakukan akan mulia juga.  Niat akan berbanding lurus dengan hasil yang kita dapatkan.

Sejak tahun kelima aku menjadi guru, banyak kegiatan lomba yang ikuti. Hitung-hitung cari pengalaman. Banyak yang gagal tetapi ada juga keberhasilan. Pengalaman-pengalaman berlomba dijadikan pijakan untuk memperbaiki diri. Dari pengalaman kita bisa dapatkan poin-poin yang bersifat positif. Pengembangan diri juga terus di cas. Supaya baterai semangat selalu full. Jika baterai full maka energi yang dikeluarkan bisa maksimal. Ibarat sebuah senter bila menggunakan baterai baru maka dapat bersinar terang. Tetapi jika baterainya sudah lama maka sinarnya akan redup.

Ditahun keenam menjadi guru usiaku tepat dua puluh delapan tahun. Usia yang tidak kecil lagi, bahkan menginjak usia dua puluh delapan ada pesan-pesan yang disampaikan oleh ayah bunda. Sampai saat ini aku belum juga berhasil membahagiakan ayah bunda dengan mempunyai pendamping hidup. Sebenarnya ada yang beberapa teman yang mendekatiku tetapi entah mengapa aku belum klop. Belum dapat chemistrinya.

Kelihatannya ayah dan bunda juga sudah risau dengan keadaanku sekarang. Setiap mereka bertanya aku menjawabnya ringan. " Ayah, Bunda yang baik itu akan berjodoh dengan yang baik pula, sekarang jodohku sedang memantaskan diri untukku, akupun sedang memantaskan diri untuknya, kami masing-masing masih memperbaiki diri ,percayalah Ayah dan Bunda kalau Allah sudah berkehendak maka tidak ada yang mustahil bagiNya, bukankah jodoh, maut dan rezeki itu menjadi rahasiaNya? ." Jawabku halus.

Berbagai usaha ayah dan bunda lakukan termasuk mencarikan jodoh untukku. Tetapi setiap yang mereka sodorkan ada sedikit perbedaan pendapat denganku. Mungkin ini belum jodohku. Sampai pada suatu hari aku dikenalkan dengan seseorang oleh temanku. Kami berkenalah di satu mesjid ketika selesai megerjakan sholat zuhur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun