Mohon tunggu...
Surikin SPd
Surikin SPd Mohon Tunggu... Guru - Ririn Surikin

Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rifana

22 Januari 2022   19:50 Diperbarui: 22 Januari 2022   19:52 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Aku sangat iba melihat bunda. Maka aku putuskan untuk tidak melanjutkan kuliah pada tahun ini. Begitu hal itu kusampaikan pada bunda beliau sangat kecewa. Bunda mengatakan aku harus kuliah. Tapi setelah semua kujelaskan aku bukan tidak mau kuliah tetapi hanya menundanya. Nanti kalau perekonomian sudah stabil aku pasti akan kuliah. Akhirnya bunda mengerti dan beliau menyetujui.

Tahun pertama aku tamat SMA ku isi dengan menbantu bunda di rumah. Pakaian-pakaian yang datang ke rumah sedikit jumlahnya. Aku berpikir kalau begini terus maka tahun depan aku tidak bisa kuliah lagi. Ku diskusikan dengan bunda bagaimana kalau kita jemput bola. Kita yang datang ke rumah untuk menjemput dan mengantar pakaiannya. " kita hanya nambah modal bensin Bun, tapi hasilnya lebih banyak."  Itu alasanku. "Bagaimana kalau kita juga buat promosi mencuci sepuluh kilo gratis cuci gosok sekilo?" tanya bunda padaku. " terkejar nggak Mbak? Tanyanya lagi. " terkejar bun." Jawabku yakin.

Bunda setuju dengan usulku, akhirnya diputuskan aku yang  mengambil pakaian dan bunda yang mencucinya dirumah, untuk menyetrika kami berdua yang melakukannya. Sebelum aku menawarkan pada konsumen aku telah membuat satu brosur. Brosur-brosur ini kusebar kepada tetangga bahkan bunda juga sebarkan ke sekolah tempat ia mengajar dulu. Respon yang baik kuterima, sejak usaha  ini kami lakukan semakin banyak cucian yang kami dapatkan, tentu hal ini juga menambah pundi-pundi rupiah kami.

Perlahan namun pasti, itulah usaha yang sedang ku geluti kini. Sedikit demi sedikit uang hasil cucian  disimpan oleh bunda. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi bunda rajin menabung untuk biaya kuliah ku tahun depan.

Alhamdulillah, setiap hari ada saja orang yang menelponku untuk mengambil cucian. Setiap hari pelanggan kami semakin bertambah. Inilah rezeki dari Tuhan. Langganan yang bertambah setiap hari membuat kami kewalahan dan harus mencari orang lain untuk membantu kami. akhirnya kami memutuskan untuk menggaji satu karyawan. Masih tetanggaku. Kebetulan dia sudah tidak punya aktivitas mengasuh anak-anaknya. Karena ketiga anakntya sudah besar-besar. Dari pada di rumah bengong katanya. Maka sejak hari itu Bu ida dia selalu ku panggil bergabung bersama kami.

Tugas utamaku menjemput dan menghantarkan pakaian ke konsumen. Pagi-pagi aku sudah meninggalkan rumah mengais rezeki dengan mengambil pakaian-pakaian kotor tetangga.  Sesampainya di rumah bunda melanjutkan mencucinya. Perjalananku mengambil pakaian sampai jam sepuluh. Setelah jam sepuluh aku melanjutkan dengan kegiatan memasak. Sementara bunda melanjutkan dengan menyetrika di bantu Bu Ida.

Demikianlah terus kegiatanku selama hampir setahun ini. Kalau sudah malam hari aku berusaha untuk mengulang-ngulang pelajaran untuk mengikuti tes  masuk perguruan tinggi. Keinginanku untuk menjadi guru menjadi penyemangat dalam membantu bunda. Alhamdulillah Allah telah menjawab doa-doaku. Usaha loundry yang dirintis bunda kini berkembang dan bunda sudah mempunyai lima karyawan. Dua untuk mencuci, dua menyetrika dan satu untuk antar jemput pakaian.

Usaha loundry itu kini menjadi sumber penghidupan kami. bunda tetap mengutamakan mutu. Tidak semua pakaian di cuci dengan mesin cuci, tetapi ada yang manual menggunakan tangan apabila pakaian itu terlalu kotor atau pakaian yang lembut. Begitu juga dengan cara menyetrika bunda mengajari anggotanya sehingga tidak ada pakaian yang robek. Kepuasan pelanggan menjadi hal utama bagi bunda.

Kini bunda tidak perlu turun tangan lagi. Bunda hanya mengawasi pekerjanya. Bagi bunda karyawannya juga harus diperlalukan istimewa. Bunda tidak pernah mengganggap karyawannya sebagai bawahan. Karena mereka semua saling membutuhkan.  Bunda sangat membutuhkan tenaga para karyawan, begitu juga sebaliknya. Seperti simbiosis mutualisme yang terjadi dalam pelajaran biologi yang pernah ku dapat.

Kini bunda bisa lebih maksimal mengurus ayah. Ayah juga perlahan-lahan pulih. Beliau sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. Bunda lah yang rajin menerapi ayah. Kasih dan cinta bunda menjadi saksi yang terbalut pada kesetiaan.

Setiap pagi bunda membimbing ayah untuk berjalan-jalan di sekitar rumah. Dulu waktu bunda tidak sempat  melatih ayah, ayah berjalan menggunakan tongkat. Tapi kini bunda yang membimbingnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun