Semangat dari keluarga, teman-teman dan guru-guruku menjadi cammbuk bagi diriku untuk lebih semnagat dalam mengikuti tes fisik dan wawancara. Tes dilakukan pada hari yang sama. Pagi kami di tes secara fisik, dan sore kami diwawancara menggunakan bahas inggris. Untuk tes fisik aku sedikit mengalami masalah karena memang selama ini aku jarang berolahraga. Aku tisak sanggup mngulang skot jam sampai q5 kali, napasku sudah terasa sangat sesak, sehingga panitia menyuruhku berhenti. Stelah nafasku normal kembali aku hanya disuruh lari keliling lapangan sebanyak dua kali. Akali ini aku berhasil lari dengan waktu tercepat . ketika tes wawancara aku harus menghadapi panitia dengan menggunakan bahas inggris. Beliau menanyakan alasanku masuk ke sekolah ini. Aku pun menjawab dengan semangat. Dalm bahas inggris ku katakan bahwa sekolah ini adalah sekolah pavorit, rbundaan siswa mau masuk ske sekolah ini ini, tentu aku mau masuk sekolah ini karena prestasi-prestasi siwanya.
Berbekal sertifikat juara kelas dan jura dua membaca puisi tingkat propinsi maka kujawab pertanyaan panitia tentang apa yang bisa ku lakukan untuk kemajuan sekolah ini. Aku akan berusaha mengharumkan nama sekolah, aku akan belajar sekuat tenaga agar berhasil menjadi perwakilan sekolah dalam membaca puisi khususnya mengikuti lomba FLS2N. Panitia itu hanya mengangguk anggukan kepala saat mendengar jawabanku. Kalau maslah bahasa inggris aku memang sedikit menguasainya. Bunda dan ayah yang sarjana keduanya sering berkomunikasi dengan kami menggunakan bahas inggris walau bercampur dengan bahasa indonesia bahkan bahasa jawa.
Dag dig dug hati ini ketika hari ini adalah hari pengumuman kelulusan. Aku bisa melihatnya di halaman web sekolah. Sebelum masuk kelas aku menemui wali kelas ku dan memberitahukan kalau hari ini hari kelulusanku masuk SMA. Aku meminta tolong padanya untuk mengecekkan namaku. Pengumumannya nanti jam delapan. Pada saat itu aku dikelas tentu aku tidak bisa  membuka internet. Sebenarnya bunda dan ayah bisa mengetahuinya. Tapi perasaan tak sabar melandaku, karena posisiku di sekolah tentu aku memohon pertolongan dari guru.
Tapat jam setengah sepuluh saat itu kami sedang istirahat. Aku dipanggil kekantor oleh wali kelasku. Kulihat lesu diwajahnya. Dari tatapan matanya yang kosong aku merasa bahwa aku tidak lulus. Tiba-tiba kepala sekolahku meminta aku menyebutkan nomor peserta tes ku dan kusebutkan nomor itu .Nomor pesertaku 00280. " Nomor itu ada di pengumuman kelulusan". Katanya. Sontak aku melakukan sujud syukur. Terimakasih ya Allah... terimakasih atas karunia terbesar ini itu doa dalam sujus syukurku. Wali kelasku tersenyum.. tapi mengapa tadi dia sedih ya... ternyata itu hanya untuk mengelabuiku saja, untuk memberika surprice padaku.
Aku berhasil masuk ke sekolah pavorit ini dengan mengunakan  nilai rapor dari semester satu sampai semester lima. Tanpa membutuhkan nilai Ujian nasional . Selanjutnya aku akan menghadapi ujian nasional. Walaupun aku telah diterima di sekolah pavorit tapi aku tetap bertekad untuk mendapat nilai terbaik saat ujian nasional nanti. Ketekunan dalam belajar itu kunci  utama.
Detik-detik menjelang ujian pun tiba, bagiku ini hal yang biasa karena dulu waktu SD pun aku pernah mengalaminya. Yang penting persiapan kita matang di bantu dengan doa. Selanjutnya kita pasrahkan pada yang maha kuasa.
Ujian selama empat hari berlalu begitu cepat. Aku pun puas telah mengikuti ujian nasional kali ini. Sepertinya soal-soal yang keluar waktu ujian tidak berbeda jauh dengan yang kami pelajari sehari-hari. Standar kelulusan yang telah diajarkan oleh guru-guruku sangat sesuai dengan soal-soal yang ku kerjaan saat ujian nasional. Bukan aku sombong namun sepertinya aku bisa menjawab soal-soal itu.
Sampai akhirnya tibalah masa pengumuman kelulusan. Kami dihimbau datang ke sekolah tepat pukul empat sore tanpa menggunakan pakaian sekolah. Justru pakaian sekolah yang masih layak pakai kami berikan ke sekolah dan akan disumbangkan untuk orang-orang yang membutuhkan. Di sekolahku ada larangan kelulusan dengan corat- coret baju. Itu bukan budaya kita. Pada saat kelulusan sewajarnya kita bersuka cita dengan berdoa. Mengucapkan terimakasih kepada Allah dengan cara lebih mendekatkan diri pada Allah. Bukan dengan hal-hal mencorat-coret baju. Apalagi konvoi memenuhi jalan raya sampai waktu magrib tiba.
Sebelum pengumuman itu diberitahukan. Bunda telah berpesan supaya tidak melakukan corat-coret baju. Sama persis yang disampaikan oleh guru-guruku. Dalam hati mungkin bunda dan guru ku disekolah sama-sama guru jadi mereka mempunyai pemikiran yang sama.
Dengan perasaan berdebar --debar kami menerima amplop yang diberikan perindividu. Aku penasaran dan langsung membuka amplop itu. Satu kalimat tertulis disana " SELAMAT ANDA LULUS ". Setelah membaca kalimat itu aku langsung bersujud syukur. Terimakasih ya Allah, satu lagi telah aku cucurkan rahmatMu padaku demikian yang kuucapkan dalam sujud syukurku. Ku hampiri Rinanda yang sedang berpelukan dengan maria. Ku sentuh pundaknya, dia berpaling kepadaku dan langsung memlukku sambil berteriak " Rifa... Aku lulus." Ujarnya . kulihat wajah-wajah penuh kebahagiaan terpancar dari teman-temanku.
Kalau ada pertemuan pasti ada perpisahan. Itulah yang kami alami selama tiga tahun bersama pasti banyak suka duka yang kami alami. Keceriaan, kebersamaan bahkan ketersinggungan. Apalagi kami dalam usia pra remaja, tentu mengedepankan emosi, ingin menang sendiri dan kadang melukai hati. Baik itu perkataan atau perbuatan.