Entah mengapa ada rasa getar di dada. Aku tau rasa itu tidak boleh ada. Tapi hati tak dapat mengingkarinya. Sejak pertemuan hari itu, tiba-tiba dia datang kerumah dan memintaku untuk menjadi istrinya pada ayah bunda. Tentu ayah bunda tercengang. Tak mampu menjawab dan jawabannya diserahkan padaku. Aku yang kebingungan juga tak bisa langsung menjawab. Aku butuh waktu untuk memberikan jawaban. Aku minta dua kali dua puluh empat jam untuk menjawab pertanyaannya.
Waktu dua hari yang ku pinta ku gunakan untuk meminta petunjuk Tuhan. Sholat istikharoh yang pertama kulakukan. Sepertinya Tuhan telah mengirimkan aku seorang jodoh . karena dalam waktu dua hari tu aku pun menjawab dengan anggukan kepala. Ini lah waktu yang tepat menurut Allah. Disaat usiaku dua puluh delapan tahun Allah kirimkan pendamping hidupku.
Tidak ada istilah pacaran dalam hidupku. Kami sudah dewasa. Tentu jenjang rumah tangga menjadi tujuan utama. Waktu yang singkat dalam perkenalan bagiku sudah cukup untuk memantaskan diri  mendampinginya. Mendapat restu dari orang tua itu hal paling utama. Karena bagiku menikah itu menyatukan dua keluarga yang berbeda. Dukungan dan doa dari kedua orang tua tentu menjadi langkah awal untuk memulai kehidupan.
Hidup terus berjalan. Seiring bertambahnya usia tentu tanggung jawab bertambah pula. Kalau dulu harus mempertanggungjawabkan diri sendiri kini harus  membimbing kedua buah hati. Allah telah mempercayaiku dengan menitipkan dua buah hati. Sepasang pula, lengkaplah sudah kebahagianku dalam berumah tangga. Sepasang anak pelepas dahaga, pemulas rindu, pelipur lara. Anak menjadi harapan setiap orang tua. Orang tua akan berusaha apa pun akan dilakukan demi anak-anaknya. Itu juga yang kulihat dari kedua orang tuaku.
Bagiku profesi sebagai guru dan ibu rumah tangga merupkan kegiatan yang sejalan. Sama-sama mengasuh dan membimbing anak-anak, mereka berbeda usia tetapi menimbulkan kekuatan dan energi yang sama. Pengecas baterai kehidupan. Penyemangat menempuh perjalanan. Perjalanan dunia yang in sha allah mendapat ridho dariNya.
Disekolah aku berhadapan dengan anak-anak remaja yang setiap hari punya cerita tentang masa-masa remaja, masa-masa puber mereka, sedangkan di rumah aku berhadapan dengan anak-anak balita yang juga punya cerita tentang dunia kecilnya. Sungguh anak-anak yang memberikan semangat untuk terus mengisi hari-hari dengan hal-hal yang positif. Menatap masa depen dengan penuh kesempurnaan.
Sepuluh tahun menjadi guru telah membawaku bertambah pengalaman. Pelatihan-pelatihan yang ku dapatkan merupakan sumber ilmu yang tidak lekang oleh waktu. Sebagai manusia biasa dalam menghadapi kehidupan aku mempunyai terget tentang apa yang akan kulakukan setiap tahunnya. Â Baik itu dalam rumah tangga ataupun dalam pekerjaan. Target yang selalu membuatku lebih bersemangat , target kadang tidak harus tercapai tetapi paling tidak aku mempunyai tujuan apa yang harus ku lakukan.
Target di tahun ke sepuluh menjadi guru adalah mengikuti ajang guru berprestasi. Satu ajang bergengsi bagi guru-guru secara nasional. Permulaannya berjenjang dari kabupaten, propinsi dan nasional. Puncaknya adalah bertemu dengan presiden ketika Hari Guru Nasional ( HGN ).
Berbagai bahan untuk mengikuti seleksi ku lengkapi jauh-jauh hari. Portofolio ku siapkan di  dalam portofolio ada Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang telah ku buat dan laksanakan di sekolah. Pengalaman teman-teman guru kujadikan tambahan pengalaman, guru  yang pernah mengikuti guru berprestasi ku jadikan contoh supaya aku bisa maju. Ilmu-ilmu yang mereka sampaikan ku adopsi , ku pelajari dan ku terapkan sebagai bahan memperkuat diri.
Mungkin aku kalah secara pengalaman mengajar dari peserta-peserta lain. Dari segi lamanya mengajar, aku baru seumur jagung. Sedangkan mereka sudah puluhan tahun mengajar. Tetapi paling tidak aku harus harus mencari pengalaman lewat kegiatan lomba. Kalah dan menang itu bukan tujuan utama. Terus belajar dan belajar itu yang pasti. Kalaupun ada kemenangan itu berarti bonus yang diberikan Tuhan .
Tibalah saat aku harus mengikuti guru prestasi tahun ini. Kegiatan dilakukan di salah satu hotel di tempatku. Rumahku tidak terlalu jauh dari hotel tetapi aku juga mendapatkan fasilitas hotel ini. Serangkaian kegiatan kami lalui bersama. Kali ini untuk jenjang SMA ada dua puluh tiga guru yang mengikuti. Kami pun saling berbagi pengalaman. Ada salah satu peserta yang sudah mengikuti empat kali. Dia mempunya target untuk maju ke propinsi tahun ini , karena di tahun-tahun sebelumnya dia hanya masuk di tiga besar kabupaten. Sehingga tidak membawanya ke propinsi. Untuk bisa lanjut ke propinsi kita harus memegang juara satu tingkat kabupaten, demikian pula untuk ke nasional kita harus memegang juara satu di propinsi. Banyak pengalaman yang diceritakan oleh teman-temanku yang pernah mengikuti lomba guru berprestasi ini.