Tapi hidup adalah pilihan. Setelah berunding dengan bunda dan keluarga besarnya akhirnya diputuskan ayah akan pergi merantau sendirian. Dengan langkah kaki yang berat akhirnya ayah melakukan perjalanan di pulau sumatera. Berbekal ijazah sarjana di tangan dan hubungan baik dari seorang teman, ayah diterima diperusahaan ini.
Hari dan bulan dilewati ayah tanpa kami. Ayah memang pernah pulang ke jawa enam bulan sekali. Aku pun bertemu ayah ketika berumur tujuh bulan. Begitu juga dengan enam bulan berikutnya. Sampai akhirnya bunda memutuskan untuk mengikuti ayah ke pulau sumatera setelah umurku dua tahun.
Aku balita kecil tidak tau apa-apa. Saat aku dibawa ke sumatera yang jelas aku kehilangan teman bermainku. Saat itu aku selalu menanyakan pada bunda tentang sahabatku bermainku. " Bunda, mbak nisa mana?" itu yang selalu keluar dari mulutku. Tapi bunda hanya tersenyum dan menjawab bahwa mbak nisa jauh disana. Kita nanti ketemu mbak nisa kalau pulang ke jawa.
Begitulah hari-hari kulewati di tempat baru. Aku mendapat teman baru. Tinggal di sebelah rumah. Ayah mendapat fasilitas rumah di perusahaan ini. Kami tinggal di dalam komplek perusahaan. Rumah berjejer rapi di sepanjang jalan memasuki perusahaan. Jejeran rumah yang sama. Tetapi berbeda pada tipe-tipenya. Ada tipe B, tipe C, Tipe CM. Tipe D,Tipe DM, Tipe F dan Tipe FM. Begitu juga dengan mes-mes yang ada digunakan untuk tempat tinggal karyawan yang masih lajang ( belum menikah ). Banyak mes-mes yang berderat rapi yang hanya terdiri dari kamar-kamar dan satu kamar biasanya diisi oleh dua sampai tiga orang.Â
Dilingkunganku juga terdapat beberapa sekolah, mulai sekolah yang berbasis nasional bahkan internasional. Banyaknya karyawan yang berasal dari negara lain membuat perusahaan mendirikan sekolah untuk anak-anak karyawan itu. Sekoalh-sekolah disini mampu bersaing baik ditingkat kabupaten, propinsi bahkan nasional. Bukan hal yang asing ketika ada pengumuman lewat TV kabel tentang pemerolehan medali emas dari sekolah-sekolah disini. Walaupun terletak di kabupaten tetapi sekolah ini terus berbenah diri mengembangkan pendidikan dan karakter dan mampu bersaing secara nasional. Sungguh sekolah yang luar biasa.
Ketika usiaku sudah memasuki empat tahun aku disekolahkan oleh bunda di sekolah  agama. Aku masuk di TK islam dan belajar tentang agama dalam dalam satu wadah TK. Di TK ini juga bunda mengajar. Bunda seorang sarjana dan menyandang gelar Sarjana Psikolog beliau juga merupakan seorang yang hebat. Kepintarannya tak membuat bunda diam di rumah. Walaupun secara materi penghasilan ayah cukup untuk kami tapi bunda tak mau tinggal diam, tak mau berpangku tangan. " Hidup ini harus bermanfaat bagi orang lain " demikian prinsip hidupnya.
Prinsip itulah yang  membuat bunda melamar pekerjaan menjadi guru disekolah TK ini beberapa tahun lalu. Kecintaan beliau pada anak-anak kecil membuat bunda lebih senang mengajar TK. Pernah pada suatu hari bunda ditawari mengajar di SMA di yayasan yang sama. Tetapi bunda lebih memilih mengajar di TK karena bunda ingin menerapkan ilmu pada anak sejak usia dini.
Profesi sebagai guru TK sudah dijalani bunda selama dua tahun terakhir. Beliau bekerja setengah hari bila jam sudah menunjukkan pukul satu bunda sudah sampai dirumah. Selama bunda bekerja sebelum aku sekolah aku selalu dititipkan kepada tetangga disebelah rumah yang kebetulan mempunyai anak seusiaku. Aku merasa nyaman dirumah ini dan selalu bermain dengan temanku ini. Setelah bunda pulang aku dijemput dan bermain kerumah bersama temanku yang tadi. Kadang aku sering mendengar bunda ngomong-ngomong barter dengan tetanggaku. Waktu itu belum mengerti maknanya apa. Tetapi kini aku sudah paham dengan arti kata itu mungkin barter yang dimaksud bunda adalah pertukaran  pengasuhan pagi aku diasuh tetanggaku sore anak tetanggaku yang asuh oleh bunda.
Aku begitu akrab dengan temanku ini namanya shifa. Bahkan aku sudah tidak teringat lagi pada Mbak Nisa. Teman yang selalu menemaniku bermain ketika aku di jawa. Keasyikan bermain tiap hari telah membawaku bertambah umur. Pada saat aku berumur empat tahuun dan  masuk sekolah TK tiba --tiba ku dengar dari bunda bahwa shifa akan pindah. Hal ini disebabkan karena ayah shifa dipindahkan kerjanya ke kalimantan, karena perusahaan kami telah membuka cabang di kalimantan. Orang tua shifa termasuk orang-orang yang dimutasi.
Sedih sekali hatiku ketika aku harus berpisah dengan shifa. Airmataku tak terbendung ketika orang tua shifa berpamitan denganku beliau memelukku dan mencium keningku. Aku yang memanggilnya bunda membalas ciuman itu. Dia berpesan padaku untuk menjadi anak yang sholehah, tidak boleh nakal. Aku hanya membalasnya dengan anggukan kepala. Dia memberikan boneka terbesar shifa. Boneka dora emon yang selalu kami mainkan bersama.
Aku sangat menyukai boneka doraemon, yang dari kantongnya bisa mengeluarkan segala permintaan. Aku tidak mempunyak boneka doraemon seperti shifa, karena shifa memiliki dua boneka doraemon maka dia selalu meminjamkannya padaku. Aku dan shifa berpelukan dan menangis. Ada pertemuan tentu ada perpisahan. Akhirnya shifa pergi jauh meninggalkanku.