Sejak bunda dan adikku sampai di rumah, bunda kembali mengajar di sekolahnya setelah mengambil cuti selama satu semester untuk mengurus pengobatan adikku di jawa. Aku pun kembali kesekolah dengan perasaan ceria. Setiap selesai pelajaran ingin aku cepat-cepat sampai dirumah untuk bermain bersama adikku, untuk bertemu dengan nenekku dan mendengar cerita --cerita yang keluar dari bibirnya.
Suasana murung tiada lagi dirumah kami, duka berubah suka, tangisan berubah candaan. Demikianlah hari hari kami lalui antara aku dan keluargaku. Aktivitas berjalan normal . ayah bekerja dengan hati tenang, bunda memulai aktivitasnya dengan penuh kegembiraan. Sedangkan aku pergi kesekolah dengan perasaan senang.
UJIAN KEKUATANÂ
Enam tahun sudah aku belajar di SDIT ini. Begitu banyak ilmu yang sudah kudapat. Teori maupun praktik. Usiaku pun kini bertambah. 12 tahun sudah usiaku di tahun ini. Hari-hari yang kulalui penuh kegembiranaan sangat tidak terasa sampai akhirnya tibalah masa-masa akan menghadapi ujian nasional.
Persiapan untuk menghadapi ujian nasional dipersiapkan dengan matang di sekolah mulai dari pemberian jam tambahan untuk mata pelajaran yang di ujian nasionalkan, kegiatan pembekalan, dan kegiaatan renungan malam. Satu persatu ke lewati dan merupakan kenangan tak terlupakan saat aku menjalani kegiatan pebekaalan dan renungan malam.
Pada saat kegiatan pembekalan, kami seluruh siwa kelas enam dikumpulkan diberi permainan / out bond. Melalui permainan ini kami diberi pertanyaan-pertanyaan tentang soal --soal ujian. Ytentu kami saling berlomba dengan kelompok-kelompok lainnya. Game-geme yang diberikan oleh guruku juga sangat asyik untuk kami ikuti. Terjalinlah keakraban kami sesama teman dengan guru-guru. Diakhir kegiatan ditutup dengan malam perenungan. Kami diingatkkan kembali kepada hal-hal yang sifatnya menyentuh hati. Tentang siapa kami, tentang orangtua kami. Tentang keluarga kami. Begitu banyak orang yang mencintai kami dan memberi dukungan kepada kami sehngga kami harus sukses dalam ujian nanti.
Ketika aku diingatkan dengan bunda, tiada terbendung air mataku. Wajah ayu yang selalu meneduhkanku, tempat aku mengadu, berkeluh kesah dengan pelajaranku, tak sanggup kalau aku harus mengecewakan hatinya. Akupun bertekad untuk berusaha keras dan belajar lebih semangat lagi agar bisa mencapai hasil ujian nasional secara maksimal. " Bunda, aku janji padamu, aku akan berikan yang terbaik untukmu." Demikian kataku dalam hati.
Saat itupun tiba, ujian nasional yang menjadi momok bagi sebagian besar siswa kuhadapi dengan ketenangan. Berbekal belajar dan berdoa, satu persatu soal-soal ku selesaikan. Kuperhitungkan jawabanku biar benar-benar sempurna. Hari pertama berlalu dengan cepatnya, berlanjut hari kedua, dan ketiga. Selesailah sudah ujian nasional. Aku dan teman-teman tinggal menunggu hasilnya. Aku telah berusahan secara maksimal selanjutkan kupasrahkan pada Tuhan.
Ilmu yang telah diberikan oleh guru-guruku, soal-soal yang keluar saat ujian ini tidak berbeda pada soal-soal sesuai SKL yang diberikan oleh guruku. Bahkan ada yang persis sama, hanya angkanya saja yang dirubah. Aku merasa bisa menjawab soal-soal ujian.
Menjelang pengumuman kelulusan aku telah didaftarkan di sekolah baru oleh bunda. SMP ya SMP dijenjang yang tentu lebih tinggi dari jenjang sebelumnya. Memang begitulah tradisi di sekolah ini pendaftaran dimulai pada bulan april walaupun belum ada pengumuman kelulusan SD. Setelah mengikuti tes dan melengkapi syarat-syarat pendaftaran aku berhasil masuk di sekolah ini. Salah satu sekolah pavorit di kotaku.
Sekolahku ini memang bukan SMP IT seperti SD ku dulu. Namun sekolah swasta ini merupakan sekolah favorid dikotaku. Untuk masuk ke sekolah ini kami harus melalui jalur tes. Kalau kita lulus waktu tes kita diterima disekolah ini dengan berbagai persyaratan. Ada istilah KUM di sekolah ini. Semua peraturan-peratuan yang tertuang dalam KUM harus bisa kami taati. Kalau tidak berarti kami siap untuk menerima sanksi-sanksi yang diberikan sekolah.