Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Para Penggali Kubur

7 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:43 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Iki aku sangoni, ini saya beri bekal," ujarnya sambil menyodorkan beberapa lembar uang ke tangan Sobar. Mendapat uang, tentu Sobar seneng. "Matur suwun mas, terima kasih," ucapnya sambil sumringah.

"Sudah mas, aku jalan ya," ucapnya sambil ngeloyor.

"Yo le, ati-ati, ya hati-hati ya,' balas Gino.     

****

Waktu terus berjalan, Sobar pun beranjak remaja. Sebagai anak piatu, dirinya bisa tumbuh berkembang sebagai mana anak lainnya. Di saat sendiri saja kadang Sobar berpikir mengapa dirinya tidak mempunyai ibu seperti anak-anak lainnya. Dirinya pernah bertanya pada ayahnya, Samiun, mengapa dirinya tidak mempunyai ibu. Mendapat pertanyaan seperti itu, ayahnya sudah menjelaskan bahwa ibunya meninggal saat dirinya masih kecil.

Jawaban itu sepertinya sudah membuat Sobar paham. Samiun merasa lega sebab anaknya tidak bertanya lebih jauh apa penyebab ibunya meninggal. "Sudahlah nggak usah dipikirkan, yang penting ada bapak," tutur Samiun pada Sobar setiap menjelaskan soal ibunya.

Sebagai orangtua, Samiun ingin menyekolahkan anaknya sekuat tenaga. Saat ini Sobar sudah duduk di bangku sekolah menengah atas, SMA. Capaian yang demikian merupakan capaian yang bagus untuk di kalangan masyarakat desa, sebab banyak anak-anak selepas SMP mereka tidak melanjutkan sekolah. Tenaganya dibutuhkan orangtuanya untuk membantu di ladang, kebun, dan sawah.

Sebagai anak SMA, sekarang Sobar sudah bisa mengatur dirinya. Hal demikian membuat Samiun tak perlu dipusingkan seperti pada saat dirinya masih kecil yang harus dititipkan pada Mbah Nah. Sobar bahkan sering ikut membantu pekerjaan Samiun dan mempersiapkan kebutuhan sehari-hari.

"Ayo le, ayo nak, ikut bapak,' ujar Samiun pada Sobar pada sebuah siang.

"Ke mana pak?" tanya Sobar.

"Ke kuburan menggali liang lahat," jawab Samiun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun