Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Para Penggali Kubur

7 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:43 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Kamu minta tolong apa?"

Juminah tersenyum dalam hati. Siasatnya agar Mak Sampir mau menolongnya dengan cara memuji telah ia lakukan dan berhasil. Ia menceritakan kepada nenek tua itu bahwa suaminya telah 2 hari tidak pulang rumah.

"Kamu tidak melayani dengan baik suamimu," Mak Sampir membentak.

"Tidak, tidak, tidak mbah," Juminah membalasnya dengan buru-buru.

"Saya melayani dengan baik bahkan setiap malam saya melayani nafsunya."

"Kalau seperti itu mengapa dia minggat?" Mak Sampir kembali bertanya.

"Makanya saya ke sini mau bertanya pada mbah mengapa dia minggat," ucap Mbok Kiro.

"Orangtua ini sepertinya sudah pikun," gumam Juminah dalam batin. Kedatangan ke rumahnya pasti untuk bertanya, kok malah ditanya apa maunya.  

Mak Sampir kembali duduk di depan sesajen yang dipersembahkan entah untuk siapa. Matanya terpejam dan mulutnya mulai komat-kamit. Tiba-tiba di atap rumah kayu itu terdengar suara gaduh yang demikian hebatnya. Juminah menengadah ke atas, dirinya terperanjat melihat sebuah makhluk yang bentuknya menakutkan, berbentuk hewan bukan, manusia bukan, sepertinya makhluk itu campuran di antara keduanya. Makhluk itu menyeringai dan berlari berputar di atap dengan cepat.

Gerakan yang demikian menimbulkan energi di ruangan sehingga benda-benda ringan yang ada bergoyang-goyang. Gelas yang terletak di atas lemari jatuh pecah di lantai kayu begitu energi yang dihempaskan makhluk menyeramkan itu bergerak cepat.

Semakin cepat Mak Sampir berkomat-kamit semakin cepat makhluk itu bergerak tak karuan seperti makhluk yang sedang kepanasan. "Nyiaahhhhh...." Mak Sampir berteriak. Seiring itu pula makhluk itu terserap dalam sebuah kendi yang berada di depannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun