Mendapat pertanyaan itu Samiun bingung, apa yang harus dikatakan. Jujur atau bohong yang harus dikemukakan. Bila jujur pasti akan membahayakan keselamatan jiwa Sarmini. Bila bohong pasti itu perbuatan dosa. Suatu hal yang selalu dilarang dalam setiap khotbah Kiai Imron, kiai masjid desa. Samiun masih diam, belum menjawab.
      "Heh kamu dengar nggak apa yang saya tanyakan!" Slamet membentak Samiun.
      Samiun terperanjat. "Iya, iya pak saya dengar," ucapnya.
      "Dia namanya Siti Nurjanah. Ia istri saya," Samiun menerangkan siapa perempuan yang tadi melintas di depan mata Slamet.
      Mendengar perkataan yang demikian, Slamet matanya melotot dan menyorot tajam ke wajah pria yang berada di depannya. Sepertinya ia tak percaya Samiun telah menikah.
      "Istrimu? Memang kapan kamu menikah?" tanya Slamet dengan nada ketus.
      "Dua hari yang lalu pak," jawab Samiun.
      "Saya tidak mengabarkan kepada yang lain karena suasana desa masih tegang."
      "Jadi hanya ijab-qabul saja."
      "Dia gadis dusun pak dan tidak tahu apa-apa."
      "Rumahnya tidak jauh dari langgar, surau."
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134