Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Para Penggali Kubur

7 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:43 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

            "Assalamu'alaikum," kalimat salam diucapkan saat tak ada respon dari dalam rumah. Kurang puas dengan salam, lagi-lagi Pak Modin mengetuk pintu kembali. Pengurus jenazah desa itu berpikir, Sobar sudah lelap dalam tidurnya sebab siang tadi ia menggali kubur buat jenazah Pak Ramelan.

            Di saat ada pikiran dari Pak Modin untuk meninggalkan rumah itu. Terdengar suara langkah menuju pintu. Tak lama kemudian, pintu itu terbuka. Dengan mata berkedip-kedip serta suara parau, Sobar menyapa, "eh Pak Modin."

            "Ada apa pak? Ada warga yang meninggal?"

            Pak Modin tersenyum mendapat pertanyaan itu. "Bukan, bukan, tak ada warga yang meninggal," ujarnya. Ia pun segera memberitahu kenapa dirinya malam-malam datang menemui Sobar.

"Selepas isya saya baru sadar bahwa tali kaffan jenazah Pak Ramelan belum dilepas."

"Hah?!" Sobar kaget.

"Saya juga sudah menghubungi keluarga Pak Ramelan masalah ini," ujar Pak Modin.

"Selepas saya beri tahu, keluarga memanggil para warga untuk datang ke rumah dan membaca Surat Yasin sambil lek-lekkan, begadang."      

"Untuk itu saya memberitahu kepada kamu agar besok, pagi-pagi, kita dengan keluarga Pak Ramelan, para warga, dan penggali kubur yang lain untuk membongkar kembali kuburan itu."

"Saya sudah memberitahu padamu. Selanjutnya saya kembali ke rumah keluarga Pak Ramelan untuk membaca Surat Yasin dan lek-lekkan."

Pak Modin bersama dua orang yang mendampingi, selanjutnya meninggalkan rumah Sobar. Ditinggal Pak Modin, Sobar langsung menguap. Selepas menguap wajahnya menjadi tegang. Perasaan cemas melanda dirinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun