Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Para Penggali Kubur

7 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:43 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Teman-teman, sini," teriak Sobar pada para sahabatnya itu.

Apa yang diteriakkan itu masuk ke 20 telinga. Mereka bergegas ke tempat di mana Sobar berada. "Sudah ketemu tanahnya?" tanya Rahmad.

"Sudah," jawabnya dengan singkat.

"Kita bagi dua kelompok, satu menggali lubang di sini, satunya di sini," ujar Sobar sambil menunjuk tanah yang akan dikeruk. Tanpa membuang waktu, mereka langsung mengayunkan cangkul. Setelah beberapa ayunan cangkul membelah tanah, sekop digerakkan untuk mengangkat tanah yang berserak. Apa yang dilakukan itu dilakukan berulang-ulang dan bergantian. Sobar yang gesit melakukan itu sesekali memberi petunjuk kepada teman-temannya bagaimana agar lubang kubur yang dibuat, sisi-sisinya kuat dan tak longsor. Sebab bila sisi-sisinya tak kuat nanti akan merusak bentuk lubang kubur.

Kerja keras dan gotong royong dari mereka buat temannya yang sebentar lagi akan susupkan di sela-sela tanah itu akhirnya rampung. Dua lubang kubur telah menganga. Sambil menunggu jenazah tiba, mereka beristirahat di bawah pohon waru. Daunnya yang lebat melindungi mereka dari terik sinar matahari yang menyengat.

Entah karena capek atau tak ada yang penting dibincangkan, mereka lebih banyak diam padahal biasanya setiap saat bila ada waktu selalu gojekan, cengengesan, bercanda. Ketika diam menyelimuti, Pak Sasmito terlihat datang dengan tukang kebon sekolah. Tukang kebon menenteng tas kresek warna hitam. Tangannya yang menegang menunjukkan apa yang dibawanya itu berat.

"Gimana, sudah selesai lubang kubur yang digali?" tanya Pak Sasmito sambil menghampiri anak-anak didiknya itu.

"Sudah pak," ujar Sobar sambil mengusap keringatnya yang masih bercucuran.

"Terima kasih semua ya, kerja kalian bagus," ujar Pak Sasmito menimpali.

"Kalian murid yang baik."

"Terus kapan pak, jenazahnya dikebumikan?" tanya Rudi yang duduk di samping Bagong.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun