Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Para Penggali Kubur

7 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:43 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

***

            Berita penculikan pria-pria di desa itu oleh tentara Jepang masuk ke telinga Mbok Siyo. Dengan demikian suaminya salah satu di antara mereka sebab hingga detik ini ia belum kembali. "Aduh Gusti mengapa ini bisa terjadi," ratap Mbok Siyo sambil mengelus perutnya yang semakin besar.

            Air mata berlinang di pipinya. Ia pasti sedih sebab orang yang dicintai itu pergi entah dibawa ke mana oleh tentara Jepang. Badannya lunglai ketika pikirannya bertanya kapan ia kembali. "Mungkinkah ia kembali?" pertanyaan itu langsung membuatnya pingsan. Mbok Siyo sepertinya harus menghadapi kenyataan yang sangat pahit. Berada di tangan Jepang berarti mereka akan mati, tinggal matinya secara cepat atau perlahan-lahan.

***

Begitu mata Mbok Siyo terbuka, di depannya sudah bersimpuh beberapa orang, di antara Mbah Jayeng, Mbah Tondo, dan Pak Kero. Begitu tahu Mbok Siyo sadar, mereka langsung berujar, "Wis nduk yang sabar ya."

"Ini semua bisa jadi cobaan bagi kamu agar kamu tabah," tutur Pak Kero.

"Sekarang kamu tak perlu khawatir. Di sini ada kami semua," ujar Mbah Tondo.

Mendapat motivasi dan wejangan yang demikian, Mbok Siyo hanya diam. Pikirannya melayang kepada suaminya. Suaminya itu tak hanya dicintai namun dari ialah kehidupan dirinya ditopang. Bagaimana kelanjutan hidupnya, hal itulah yang saat ini direnungkan.

"Nduk ini teh hangat, diminun ya," kata Mbah Jayeng sambil menyodorkan teh manis dalam gelas yang sudah terlihat kusam.

"Wis sudah nggak usah dipikir masalahmu."

"Yang penting anakmu bisa lahir dengan selamat."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun