Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Para Penggali Kubur

7 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:43 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Mendengar kabar penting itu kegaduhan terjadi di balai desa. Di antara mereka saling pandang dan merespon.

"Di mana mereka," ujar ibu-ibu serentak.

Sebelum menjelaskan kabar yang diterima, Jogoboyo menatap ibu-ibu dengan tajam.

"Saya sedih mengatakannya," ujarnya.

Mendapat ungkapan itu wajah kaum perempuan itu terlihat cemas dan was-was. Mereka menunggu kalimat lebih lanjut Jogoboyo.

"Suami kalian diculik tentara Jepang untuk dijadikan romusha," ungkapnya.

Romusha berasal dari bahasa Jepang yang mempunyai arti buruh atau pekerja. Dalam masa pendudukan Jepang di Asia Tenggara, banyak orang Indonesia, Thailand, dan Myanmar yang dijadikan romusha. Pemuda-pemuda dan kaum laki-laki diculik dan dipaksa untuk dijadikan romusha. Kebanyakan romusha dari kalangan petani sebab pekerjaan romusha banyak digunakan untuk membangun infrastruktur kapal terbang, jalan, pelabuhan, benteng, dan semua keperluan Jepang untuk peperangan melawan tentara Sekutu.

Romusha yang diculik dan diambil dari desa tidak hanya dibawa di kota-kota tempat pembangunan insfrastruktur perang di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan namun juga di Thailand dan Myanmar. Jumlah romusha yang diperbudak Jepang mencapai kisaran antara 4 juta hingga 10 juta jiwa.

"Haaahhh...." Seluruh kaum perempuan itu sontak kaget. Bahkan di antara mereka ada yang histeris menangis sebab ia tahu bahwa tentara Jepang terkenal sadis dan kejam. Apa yang dikatakan Jogoboyo itu memperjelas apa yang dimaksud oleh Mak Sampir. Mak Sampir menyampaikan pesan samar-samar pada Juminah bahwa suaminya diculik oleh setan kate. Bila dihubungkan dengan bentuk tubuh tentara Jepang yang pada masa itu bentuknya pendek, seperti ayam kate, sehingga cocok kalau Mak Sampir menyebutnya dengan setan kate.

Juminah menganggap wajar kalau di antara mereka histeris sebab Mak Sampir mengungkapkan setan kate itu suka makan manusia. Ia telah banyak membunuh manusia.

Balai kelurahan yang awalnya senyap itu menjadi gaduh akibat kesedihan yang diekpresikan oleh ibu-ibu. Melihat hal yang demikian, Pak Lurah, Jogoboyo, dan perangkat desa yang lain berusaha menenangkan dan menguatkan hati mereka. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun