"Bisa terjadi paceklik."
      Samiun bingung memikirkan hal yang demikian. Dirinya terus melangkah menyusuri jalan. Tak terasa hamparan sawah telah dilewati. Selanjutnya ia memasuki hutan. Senyap dan sepi saat di bawah kungkungan pohon-pohon besar. Sesekali terdengar suara burung yang berkicau di pucuk-pucuk pohon.
      Saat berada di sebuah persimpangan jalan di hutan, Samiun sekilas melihat seseorang yang tengah berlari. Ia berlari dan kemudian menghilang di balik pohon besar. Ia berpikir mengapa ia berlari, apakah ada macan, babi hutan, atau gerombolan kera yang mengancam jiwanya. "Hai siapa kamu!?" teriak Samiun. Teriakan itu menggema sehingga menimbulkan gaung. Diulangi lagi dan menimbulkan gaung kembali.
      Tak ada respon dari orang yang berlari dan bersembunyi itu. Agar tidak curiga, Samiun mengubah kalimatnya, "saya orang baik-baik."
      "Saya akan menolongmu bila ada yang mau berbuat jahat."
      Mengubah kalimat yang demikian, rupanya bisa menimbulkan respon. Di balik pohon besar, orang itu sepertinya memberi kode, tangannya dilambaikan, bertanda ia berada di tempat itu dan bersembunyi.
Samiun tahu ia tidak mau diketahui oleh orang sehingga dirinyalah yang menghampiri. Sebelum menuju ke balik pohon besar, ia celingak celinguk kanan kiri. Dirinya khawatir langkahnya diikuti oleh orang lain. Merasa aman, tak ada orang, ia bergegas menuju ke balik pohon yang ujungnya seperti hendak menggapai langit.
Semak-semak dan pohon kecil diterabas hingga akhirnya ia berada di samping pohon itu. Segera Samiun menengok siapa yang berada di balik pohon itu. Dirinya mengendapngendap ke balik pohon dan dirinya kaget begitu melihat seorang gadis dengan dengan wajah cemas, bibirnya bergetar, badannya seperti orang menggigil, dan menunjukkan rasa ketakutan yang luar biasa. Meski demikian dari wajahnya terpancar kecantikan.
"Tolong saya, tolong saya," ujarnya mengiba.
Melihat yang demikian, Samiun langsung iba dan kasihan. Sepertinya gadis itu sedang mengalami masalah yang berat sehingga membuat dirinya dalam kondisi yang seperti demikian.
Samiun mendekati dan bertanya, "siapa kamu?"
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134