Aura Jamus Kalimasada rupanya sangat luar biasa, buktinya aura itu mampu membuat Petruk menjadi raja di Kerajaan Lojitengara dan bergelar Prabu Welgeduwelbeh. Aura Jamus Kalimasada tak hanya membuat Petruk bisa jadi raja namun juga membuat dirinya sakti. Kesaktiannya itu mampu membongkar rahasia siapa sebenarnya Raja Kerajaan Trancanggribig. Raja dari kerajaan itu dibongkar oleh Petruk dan ternyata Nala Gareng, bukan lain dan tidak adalah kakaknya sendiri. Petruk rupanya kena karma, siapa dirinya akhirnya dibongkar oleh Bagong. Bagong tahu Petruk menyembunyikan Jamus Kalimasada. Di tangan Bagong-lah, Petruk diturunkan dari tahtanya dan jimat itu dikembalikan ke Prabu Puntadewa.
Cerita itu lebih banyak jenakanya sebab Petruk, Gareng, dan Bagong adalah tokoh punakawan yang menjadi abdi dan penasehat Pandawa. Mereka memberi nasehat dengan cara cengengesan, guyonan.
Dari pentas wayang kulit semalam itu membuat warga desa terhibur. Mereka tertawa terbahak-bahak saat pertunjukkan itu digebyar. Karena jalan cerita yang lucu maka selama pertunjukkan, penonton penuh, jarang yang berpindah tempat untuk pulang.
Saat Ki Sabdo menancapkan gunungan di tengah layar, penonton langsung berhamburan meninggalkan tempat. Gunungan ditancapkan di tengah layar sebagai simbol pentas sudah selesai.
****
      Di tepi ranjang Mas Pranoto duduk di pinggir ranjang. Sementara Sarmini terbaring dengan posisi memunggungi. Sarmini belum ikhlas menerima pria itu menjadi suaminya sehingga dirinya tidak mau melayani. Hal demikian membuat Mas Pranoto menjadi gundah. Dirinya sebenarnya ingin segera menjamah tubuh istrinya itu secepatnya. Tubuh yang molek, kulit kuning, dan wajah yang manis membuat nafsu Mas Pranoto menggelora.
      Sayang, Sarmini bersikap dingin dan tak peduli. Mas Pranoto menyoba menyapa namun apa yang dilakukan itu sepertinya percuma sebab tak mencairkan kebekuaan Sarmini.
      "Dik," Mas Pranoto menyapa dengan nada lembut pada istrinya itu.
      "Kita kan sudah menjadi pasangan yang sah."
      "Yang haram sekarang menjadi halal."
      "Saya sebagai suamimu sah untuk bersentuhan denganmu."
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134