Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Para Penggali Kubur

7 Februari 2022   11:41 Diperbarui: 7 Februari 2022   11:43 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Mendapat pertanyaan itu, wajah Sarmini berubah. Wajahnya yang tenang berganti menjadi tegang. Semburat rasa takut menjalar di raut mukanya yang ayu. Tangannya yang gemulai terlihat menjadi tegang. Nafasnya terasa berat dan tatapan matanya menjadi tajam.

"Ceritakan apa yang terjadi," kata Samiun dengan nada pelan.

"Biar aku tahu apa yang terjadi pada dirimu."

"Bila aku tahu apa yang terjadi, aku akan menjagamu."

Apa yang dikatakan itu membuat wajah Sarmini yang awalnya tegang menjadi mengendor, badannya terlihat sudah tak kaku. Ditatap wajah Samiun dan Sarmini pun menceritakan apa yang terjadi siang tadi di mana ada puluhan pemuda sedang mencari orantg-orang PKI di rumah-rumah yang ada. Operasi penangkapan para pemuda terhadap orang-orang PKI itu berhasil dengan digelandangnya mereka.

Operasi penangkapan yang dirasa sudah selesai, rupanya belum berakhir hingga akhirnya rumah yang didiami juga disantroni. Suara ribut, gemuruh, dan ancaman meneror Sarmini yang berada di dalam. Hal demikian membuat dirinya takut luar biasa. Status sebagai istri Mas Pranoto, anggota PKI aktif, bisa membuat dirinya diciduk meski secara asal-usul diri dan keluarganya bukan dari partai berlambang palu dan arit itu.

Untuk menghindari salah tangkap itu, dirinya bersembunyi hingga di bawah kolong tempat tidur. "Syukur di antara pemuda itu ada yang mengatakan, di sini bukan rumah orang PKI," tutur Sarmini dengan nada pasrah.

Mendengar apa yang diceritakan itu, Samiun jadi mafhum. Apa yang diungkapkan itu nyambung dengan apa yang dialami saat dirinya pulang dari pasar. Di mana dirinya dicegat oleh Nusiron untuk diajak ke Kuburan Bibis. Di kuburan itu sudah ada orang-orang PKI yang hendak dibantai. "Merekalah orang-orang yang diciduk para pemuda siang tadi di sekitar rumah ini," gumam Samiun.

"Terlalu jauh saya melihat orang-orang PKI itu sehingga saya tak mengenal siapa-siapa mereka."

"Bisa lebih dari dekat namun kepala-kepala mereka terbenam oleh genangan darah yang tinggi."

"Kalau Sarmini tertangkap, bisa jadi ia akan dibantai di kuburan itu dan aku akan menguburnya."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun