Â
 "Gimana setelah ke Pantai Pelangi bersama-sana, punya pengalaman baru kan?" kata Trengginas yang duduk di samping Firan. Firan pun hanya tersenyum. "Gimana tadi Kamu bisa kenal dan dekat sama Celia," tanya Trengginas lagi. Firan menceritakan bagaimana proses perkenalan dengan Celia. Dari saat antri di tempat pancuran umum, hingga Firan mempersilahkan Celia lebih dulu meski saat antrian Firan di depan. "O, begitu ya," Trengginas paham. "Lha Kamu kan sudah sering kenalan sama bule cewek, seharusnya lebih paham," ucap Firan kepada Trengginas.
"Kamu untung bisa boncengan sama Celia, ia cantik dan seksi," Trengginas iri. "Kan sama saja, semua bule," Firan menimpali. "Kalau besok Kita tukeran gimana, Aku boncengan sama Celia, Kamu sama Imogen," Trengginas mengajukan usul. "Nggak mau, Aku senang sama Celia, " Firan menolak. "Kamu sudah sering main dengan bule cewek, masak masih kurang," Firan protes. "Maksudmu?" tanya Trengginas. "Kan sudah sering tidur sama bule cewek," Firan pun terus terang.
Mendengar kata-kata seperti itu, Trengginas mencekik leher Firan. Mendapat perlakukan seperti itu, ia membalas dengan sekuat tenaga melepaskan cekikan. Ketika berhasil melepaskan cekikan Trengginas, tangan Firan yang sudah mengepal hendak meninju muka Trengginas, namun berhasil ditepis, Trengginas bak seperti sumo mendorong tubuh Firan dengan badannya, sehingga Firan pun terdesak ke dinding. Namun ketika Trengginas merunduk tinju Firan mengenai kepala Trengginas, mereka pun bergelut dan berguling-guling.
Suara ribut-ribut memancing perhatian dari kamar anak-anak kos dan kamar Ibu Kos. Semuanya keluar, ketika melihat Trengginas dan Firan berkelahi, Ibu Kos berteriak, "Aduh, aduh, aduh, kenapa ini?" teman-teman yang lainnya melerai. Onoy dan Kojed menarik Firan, sementara Sidar dan Ulang menarik Trengginas. Mereka didudukan di kursi yang berada di beranda. Eling sebagai mahasiswa yang dituakan dan dihormati mendekati, "Ada apa sih kok ribut sama teman sendiri?" 'Itu si gudel yang mulai," ujar Firan. Mendengar julukan yang pernah dikatakan oleh temannya saat SD, Trengginas berang. Dalam hati ia bertanya benarkah dirinya bertubuh seperti anak kerbau, yakni gedut, tambun, dan pendek. Ia cepat tersadar, dan berkata, "Itu orang nggak tahu terima kasih, sudah diajak ke Pantai Pelangi, diajak tukar boncengan nggak mau." "Maksud tukar boncengan itu apa?" Eling menginvestigasi.
Trengginas malu mengatakan, sehingga Firan bercerita, tadi mereka berempat kenalan sama 4 bule cewek, yakni Celia, Imogen, Lizzy, san Siobhan. Saat ke Pantai Jengkoreng Firan berboncengan dengan Celia, Trengginas dengan Imogen, Kojed dengan Lizzy, Onoy dengan Siobhan. "Nah sekarang Trengginas minta tukar boncengan, ia mau dengan Celia," ujarnya.
Mendengar ungkapan seperti itu, Eling bertanya kepada Trengginas, "Benar seperti itu?" Trengginas diam. "Apa istimewa Celia sehingga Kamu ingin boncengan sama dia?" Eling bertanya lagi. "Karena Celia lebih cantik dan seksi," seloroh Kojed. Mendengar ungkapan itu semua tersenyum. "O, begitu to," Eling jadi paham. "Lha Kamu kenapa nggak mau tukar?" Eling ganti bertanya kepada Firan. "Ini bukan masalah cantik dan seksi tetapi Aku lebih dulu kenal Celia," Firan menjelaskan. "Kalau pun Aku kenal lebih dulu dengan Imogen, Lizzy, atau Siobhan, Aku nggak akan tukar boncengan," Firan menegaskan.
Mendengar semua ungkapan itu, teman-teman kos jadi mengetahui siapa yang salah dan siapa yang benar. "Ya sudah kalau begitu, sebaiknya Kamu tidak minta tukar boncengan," Eling mengatakan demikian kepada Trengginas. Trengginas diam. "Sudah, sudah, Kita bubar, malam sudah larut, besok teman Kita ada yang ujian. Lagian Kita jangan suka bikin gaduh karena sudah disorot sama tetangga kanan kiri. Para tetangga menyebut Kita sudah sering mengganggu kenyamanan," Eling menasehati. Setelah mendengar kata-kata itu penghuni kos masuk kamar dan suasana menjadi hening dan sepi.
***
Pagi sekitar pukul 06.00, Onoy menggedor-gedor pintu kamar Trengginas, sedang Kojed menggedor-gedor pintu kamar Firan. Mereka mengingatkan bahwa hari ini sudah berjanji untuk jalan-jalan bersama Celia, Imogen, Lizzy, dan Siobhan. "Bangun, bangun, bangun," teriak Onoy di depan pintu kamar Trengginas. Hal yang sama diteriakkan Kojed saat di depan pintu kamar Firan, "Bangun, bangun, bangun."
"Ingatkan Kita janjian sama cewek bule itu," Onoy memancing Trengginas. Mendengar kata bule-bule cewek, Trengginas pun segera bangun dari tidur, ia baru sadar bahwa hari ini sudah janjian dengan mereka. Hal yang sama juga dialami Firan, bahwa hari ini sudah sepakat untuk bertemu lagi.