Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Aku Bukan Gigolo

5 Mei 2020   13:40 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:48 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Bendar bercerita, saat di Pantai Pelangi, dirinya bertemu dengan bule cewek, meski umurnya sudah lebih dari 40 tahun, namun masih kelihatan seger. "Dia mengaku kerja sebagai perawat di negaranya," ujarnya,  "Selanjutnya dia mengundang Aku makan malam." Mendengar cerita itu semua secara serentak berkata, "Woooo." "Namun Aku nggak mau," ujar Bendar dengan tersenyum. "Karena Aku ada acara lain," tambah Bendar. "Goblok  Kamu Ndar," ujar Firan. "Iya sih akhirnya Aku nyesel, aku menolak sebenarnya jangan image saja," kata Bendar dengan tersenyum. "Biasanya habis makan malam diajak begituan," kata Si Ulang. "He, he, he, he," Bendar tersenyum menyesal.

***

Hari itu halaman Kampus Universitas Silada penuh dengan mahasiswa. Mereka berkumpul di tempat itu sedang melakukan demonstrasi, menuntut agar rektorat memperhatikan transportasi kampus. Selama ini transportasi kampus dirasa terlalu mahal sehingga membebani biaya hidup mahasiswa. Mahasiswa menuntut agar rektorat menyelenggarakan bus kampus yang murah. "Kami menuntut transportasi kampus yang murah," ujar seorang demonstran.

Demonstrasi itu membuat angkutan yang ada mogok jalan sehingga pelaksanaan kuliah terganggu. Hal demikian justru membuat Trengginas senang, sebab para mahasiswa sepakat tidak kuliah dengan alasan ikut demonstrasi. Namun aneh, dirinya tidak ikut dalam demonstrasi, malah pergi ke Pantai Pelangi.

Pantai Pelangi siang itu terlihat ramai, wisatawan dalam negeri dan luar negeri memenuhi pantai yang bergelombang indah. Wisatawan luar negeri menggunakan kesempatan itu untuk berjemur sehingga pandangan orang di pantai itu tertuju pada bule-bule cewek yang hanya menggunakan baju pantai. Apalagi yang berjemur bule cewek yang masih muda pasti menjadi sorotan banyak mata.

Trengginas berada di tengah orang yang menikmati indahnya Pantai Pelangi. Matanya mengawasi kalau-kalau ada bule cewek yang bisa didekati. Celingak celinguk, melihat sana melihat sini, pada perangainya. Kesabaran  rupanya berbuah hasil. Dilihatnya dua bule cewek terlihat sedang duduk di bawah pohon.  Dua bule cewek itu nampak kelelahan setelah menyusuri pantai. "Hei," sapa Trengginas. Dua bule cewek itu hanya tersenyum. "Lelah ya," ujarnya memancing perhatian. Dua bule cewek itu masih tersenyum saja. "Nama Saya Trengginas," ujarnya. "Woo," ujar salah satu bule cewek itu. "Ok, namaku Hannah," ujar bule cewek itu. Bule cewek satunya tersenyum, "Saya, Victoria." "Kamu anak pantai?" tanya Hannah. "Betul," jawab Trengginas. Hannah dan Victoria tersenyum.

Ketiganya mulai ngobrol, Trengginas bertanya macam-macam tentang keduanya dari asal usul dan sudah ke mana saja berwisata di Pulau Swaba. Setelah melayani bualan Trengginas, Victoria dan Hannah mengatakan ingin kembali ke hotel.  "Ok, Kita akan kembali ke hotel," ujar Victoria mengakhiri obrolan itu.  "Boleh Saya pergi ke tempat Kamu menginap?" tanya Trengginas. Hannah dan Victoria tidak menjawab. Ia begitu saja meninggalkan Trengginas. Merasa tak diperhatikan, Trengginas mengikuti dari belakang ke mana Hannah dan Victoria berjalan. Untuk mengakrabkan suasana Trengginas mencoba membual kembali.

Tak beberapa lama, tibalah mereka di hotel yang ditempati kedua perempuan itu. Hannah dan Victoria langsung menuju ke kamar. Trengginas masih mengikuti mereka hingga pintu kamar. Hannah dan Victoria tertawa lebar melihat Trengginas masih saja menyusul. Ketika mereka masuk kamar, mereka cuek ketika Trengginas ikut masuk.

Karena capek, Hannah dan Victoria langsung menuju tempat tidur, Hannah berada di sisi kanan, sedang Victoria berada di sisi kiri. Karena tempat tidurnya lebar maka di tengah kosong, dasar Trengginas ia ikut nggelosor di bagian tengah tempat tidur itu. Hannah dan Victoria cuek melihat perilaku Trengginas. Tak ada respon penolakan, nafsu gudel Trengginas muncul, dipeluknya Hannah dari belakang, Hannah diam, selanjutnya diraba-raba bagian dada Hannah. Melihat ada gerakan-gerakan di tempat tidur, Victoria membalikan badannya ke arah Trengginas. Dilihat Trengginas sedang meremas-remas dada Hannah.

Melihat hal yang demikian Victoria berang, "Hei Kamu keluar dari sini, Ia pacar Saya, Kita adalah lesbian." Mendengar kata-kata lesbi, Trengginas terkejut, sebetulnya dirinya tidak masalah dengan Hannah, namun karena Victoria berang, ia harus keluar, bila nekat pasti akan dilaporkan ke security hotel dan ia bisa diamankan dan dipukuli. Agar aman, ia pun bergegas keluar kamar.  

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun