O, iya, setelah Aku sepulang dari Pulau Swaba, Aku menceritakan pengalaman kepada sahabatku namanya Miyuki. Saat Aku ceritakan pengalaman itu dia sangat tertarik sekali ingin ke negaramu. Miyuki tahu negaramu dari membaca buku, koran, dan majalah. O, iya temanku itu pemilik toko mebel besar. Setelah Miyuki tahu di negaramu ada produk-produk mebel yang bagus, ia akan menjalin kerja sama kepada produsen untuk menjualnya di Jepang.
Tolong kalau Miyuki di negaramu Kamu antar dia kalau hendak ke tempat-tempat produsen mebel yang terkenal. Katanya di Jepara banyak sekali produsen mebel. Tolong jaga dia baik-baik seperti Kamu menjaga Aku. Dia Akan terbang ke Pulau Swaba dua hari lagi. Jadi nanti Kamu jemput Miyuki di bandara. Ok, terima kasih atas kesedian Kamu.Â
Â
Mihiro
Anata Ni Aishite, Aku Cinta Kamu.
Mendapat kabar yang demikian, Trengginas girang bukan main. Seolah-olah dirinya mendapat durian runtuh. "Yipi, yipi, yipi," ia bersenandung. Mendengar Trengginas bersenandung, penjaga warnet kaget, "Ada apa Nas?" "Mahu tahu banget," katanya dengan bahasa alay. "Nggak ngaruh buat loh," katanya lagi dalam bahasa yang sama. "Aku pikir lagi stress karena banyak ujian yang nggak lulus," ujar penjaga warnet itu sambil tertawa. "Ngapain mikir orang lain," sahut Trengginas dengan jengkel.
***
Menjelang jam 21.00, Trengginas sudah di bandara. Malam itu ia menjemput Miyuki. Di saat duduk di area kedatangan, ia melihat Vira. Disapa temannya satu kampus itu, 'He Vir Kamu mau ke mana?" Mendengar suara Trengginas, Vira menoleh, "Hai Nas," dengan suara lirih. "Kamu lagi nggak enak badan ya?" Trengginas melihat wajah Vira pucat. Vira tidak menjawab. "Masih teringat sama Firan ya?" Trengginas menggoda. Vira tetap tidak berkomentar. "Aku mau pindah kampus saja Nas, biar lebih dekat dengan orangtuaku. Di sini Aku tidak kuat lagi dengan masa laluku," Vira mengungkapkan rasa hatinya. "Di kota asalku ada perguruan tinggi yang memiliki jurusan yang sama dengan Universitas Silada. Jadi gampang pindahnya," ucapnya.
"Ya deh Vir, Aku tahu perasaanmu. Memang gagal menjalin hubungan dengan orang yang Kita cintai itu sakit rasanya," Trengginas menghibur. "Ok ya Nas, selamat tinggal. Lima belas menit lagi aku harus boarding, ini penerbangan terakhir di bandara ini," Vira pun menjabat tangan Trengginas dan selanjutnya pergi meninggalkan.
Ketika Trengginas melihat Vira sambil menarik kopernya berjalan menuju pintu masuk keberangkatan. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara pemberitahuan bahwa telah mendarat pesawat dengan nomer penerbangan 14573 yang datang dari negeri sakura. Ia segera menuju pintu keluar area kedatangan. Ia sudah mempersiapkan tulisan Miyuki di atas kertas sehingga tidak susah-susah tengak-tengok. Para penjemput dari hotel juga seperti itu bila hendak menjemput tamu-tamunya.
Satu persatu penumpang pesawat dari Jepang keluar dari area kedatangan. Tulisan Miyuki itu diacung-acungkan. Ia melihat ada seorang cewek Jepang yang mungil sedang berjalan keluar dari area kedatangan dengan menjinjing tas dan menarik koper. Ia dengan semangat mengacung-acungkan tulisan itu, ternyata cewek Jepang itu cuek. "O, bukan dia ternyata," gumamnya.