Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Aku Bukan Gigolo

5 Mei 2020   13:40 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:48 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diungkapkan Komir, pemerintah Indonesia mungkin hanya mengambil keuntungan dan aji mumpung dari keberadaan TKI. Desakan penghentian pengiriman TKI sepertinya tidak akan didengar oleh pemerintah Indonesia, sebab dengan dihentikannya pengiriman para TKI maka devisa negara akan menurun. Pada tahun 2006 para TKI yang bekerja di luar negeri selama setahun menyumbangkan devisa kepada negara sebesar Rp 60 triliun. Dengan devisa itu mampu memberi makan kepada sekitar 30 juta orang di Indonesia. Apa yang dihasilkan para tenaga kerja itu sebuah prestasi yang luar biasa sebab jumlahnya kedua terbesar setelah peringkat utama dari sektor minyak bumi dan gas (migas).

Dengan paparan di atas, terlihat bahwa pemerintah Indonesia hanya mengambil madu dari para TKI. Pemerintah hanya mengambil keuntungan devisa dari pahlawan devisa, sebutan untuk TKI, dan dimobilisasi ketika ada kepentingan nasional di negara tersebut. Namun ketika madu itu diraih, pemerintah tidak mengambil pusing atau cuek kepada para TKI ketika mereka diberi racun oleh para juragan di mana mereka mengadu nasib di luar negeri. "Mengapa KBRI tidak melakukan mobilisasi kesejahteraan dan perlindungan kepada para TKI?", protes Komir.

***

Saat di Stadion Bukit Jalil, Pak Lunjak memakai kaos merah dan bertuliskan Indonesia serta ada gambar garuda di dada. Ia bergabung dengan 15.000 suporter Indonesia lainnya untuk mendukung Tim Nasional Indonesia. Jumlah itu kalah banyak dengan suporter Malaysia yang jumlahnya mencapai 70.000.

Hiruk pikuk kedua suporter saling bersahutan ketika pertandingan terjadi. Namun suporter Malaysia, karena sebagai tuan rumah, mereka lebih galak dan curang sebab mereka menggunakan laser untuk mengganggu konsentrasi pemain Indonesia, khususnya penjaga gawang Markus Horison.

Merasa matanya disorot dengan laser maka Markus protes kepada wasit, wasit pun menghentikan pertandingan untuk beberapa saat sambil meminta penonton tidak melakukan hal yang demikian. Hal demikian rupanya tidak dihiraukan oleh suporter Malaysia, buktinya saat Babak II, mereka mengulangi lagi. Pemain Indonesia akhirnya secara kompak melakukan mogok main.

Akibat hilangnya konsentrasi dan teror dari suporter Malaysia, maka akhirnya Indonesia kalah 3-0.  Gol-gol Malaysia dibuat oleh Mohd Safee Bin Mohd Sali 2 gol dan 1 gol oleh Mohamad Ashari Bin Samsudin.

Kekalahan itu membuat kecewa pendukung Tim Nasional Indonesia, termasuk Pak Lunjak. "Adu kalah lagi kalah lagi," ujarnya dengan menggerutu. "Kapan Indonesia bisa menang," gumamnya. Kekalahan itu sesaat membuat sedih namun selanjutnya ia senang kembali karena bisa menikmati suasana Kuala Lumpur. "Dapat kaos dan makan kayak kampanye saja," kelakarnya. Selanjutnya ia bersama dengan TKI lainnya kembali ke tempat penampungan.

***

Untuk kesekian kalinya, Tentara Diraja Malaysia melanggar batas wilayah perairan Indonesia. Tidak hanya itu, Tentara Diraja Malaysia mengklaim bahwa wilayah itu adalah miliknya

Tentu hal ini menimbulkan reaksi dari rakyat Indonesia, protes dan demonstrasi marak di berbagai kota di Indonesia yang mengecam sikap pemerintah Malaysia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun