Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Aku Bukan Gigolo

5 Mei 2020   13:40 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:48 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mereka melaju bersama, orang-orang pada memperhatikan mereka, perbedaan ras dan ukuran tubuh manusia yang berbeda membuat yang dibonceng dan membonceng kadang tak seimbang. Meski demikian kedelapan orang itu tak mempermasalahkan. Orang-orang yang melihat pasti menduga mereka adalah anak pantai.

Merasa senang diboncengi Siobhan, Onoy menyanyikan lagu Anak Pantai yang dipopulerkan Imanez, Bangun pagi sinar mentari hangat di hati, seiring Bob Marley nyanyikan lagu cinta, aku belum mandi dan gosok gigi, aku sudah di air, dengan segelas kopi kupandang lautan lepas, ngak kenal waktu, ngak kenal hari yang ku tahu hanyalah sunset dan sunrise, ooo... anak pantai, ooo... suka damai, mulai petang dengan mata redup, aku rebah di atas pasir, memandang gadis-gadis cantik kulitnya merah terbakar, gairahku memuncak waktu kan tiba, kuambil gitar teriakkan isi hati, mengundang orang-orang di sekitarku, berbagi rasa bersama, ngak kenal waktu, party selalu yang kusuka hanyalah sunset dan sunrise, ooo...anak pantai, ooo...suka damai.

Belum puas dengan lagu itu Onoy pun kembali melantunkan sebuah lagu, berjudul Apa Kabar ciptaan Tyo Mally, lalu lalang pecanda bahasa, di sebuah pulau dewata, disertai penuh perjuangan, untuk mengejar cita-cintanya, hai...how are you apa kabar, hai...let's dance and havefun, hai...how are you apa kabar, hai...come on have a good time, bertemu dengan gadis kangguru, berjanji untuk teman hidupku, setiap hari bilang i  love you, apakah ini sudah nasibku, kenangan indah di pantai kuta, sebagai saksi dalam bercinta, percaya kasihku tak akan lupa, akupun cinta Indonesia. 

Akhirnya, sampailah mereka di Pantai Jengkoreng. Mereka menuju ke rumah makan ikan bakar yang paling murah. Masuklah mereka di tempat itu, masih banyak tempat duduk yang kosong sehingga mereka bebas memilih tempat. Mereka duduk berhadap-hadapan seperti posisi saat boncengan. Pelayan pun menyodorkan menu makanan dan minuman. Mereka ada yang memilih ikan bawal, bandeng, dan kakap. Minuman yang mereka pesan pun bervariasi, ada juice buah naga, es kelapa muda, es buah, dan air putih.

"Kamu senang ke sini," tanya Trengginas kepada mereka. "Woo, senang sekali, negeri Kamu negeri yang indah dan kaya raya," ujar Celia. "Sebelum ke sini, Kita berempat kemarin ke Jogjakarta, Borobudur, Solo, Prambanan," ujar Imogen. "Saya juga membeli batik," tambahnya. "Di sini orangnya ramah-ramah dan mudah tersenyum kepada orang-orang seperti Kami," ungkap Siobhan.  "Namun ada jengkelnya Saya sama tukang becak, ia selalu menghantar ke tempat yang tidak Aku tuju, mereka membawa Kami ke tempat orang jual kaos dan bakpia," ujar Celia. "Kadang juga mereka mengubah rute yang Kami sepakati seenaknya," tambahnya.

Mendengar hal yang demikian Onoy tertawa. "Kalau tukang becak mengantar Anda ke penjual kaos dan bakpia, ia mencari komisi dari para penjual itu." "Wooo," keempat bule cewek itu heran.

Di tengah asyiknya ngobrol, makanan yang dipesan tiba, beberapa piring ikan dan beberapa bakul nasi diantar oleh pelayan. Setelah ikan bakar dan nasi ditaruh meja, minuman yang dipesan pun juga diantar, sehingga di meja nampak penuh makanan dan minuman. "Kita jadi pesta ikan bakar," ujar Trengginas dengan ceria.

Sebelumnya mereka asyik ngobrol, sekarang mereka asyik makan, karena mereka lapar maka makanan yang ada tak ada yang tersisa. "Makanan yang enak," ujar Siobhan. "Kami jarang sekali makan beras jadi menikmati sekali," kata Lizzy. "Besok Kita ke tempat ini lagi," Celia demikian. "Ok, karena Kamu sudah mengantar ke tempat yang Kami suka, maka biar Kami yang bayar," kata Imogen.

"Terima kasih," ujar Firan. Imogen pun menuju ke cashier dan membayar semua tagihan. Ia kembali ke tempat duduk tadi. "Baik, selanjutnya Kita antar ke hotel sekaligus biar tahu dan besok  Kita langsung ke hotel," kata Firan lagi. "Yuuuuhuuuu," teriak Lizzy dan Siobhan tanda mereka senang. Mereka akhirnya kembali ke pasangan bonceng masing-masing dan kendaraan menuju ke kawasan wisata Pantai Pelangi. Di kawasan itulah hotel tempat Celia, Imogen, Siobhan, dan Lizzy, tinggal. Selepas mengantar, Trengginas, Onoy, Kojed, dan Firan, kembali ke kos.

***

Sesampai di kos, mereka langsung ada yang mandi, ada pula yang duduk-duduk di beranda sambil main gitar. Firan dan Trengginas terlihat sedang duduk di Beranda

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun