"Saya pikir demikian, untuk selanjutnya Saya persilahkan Ichsan untuk memimpin doa," kata Eling. Ichsan yang terkenal sangat alim dan suka pergi ke Masjid An Nur itu langsung memimpin doa. "Amiin," ucap mereka serempak ketika Ichsan mengakhiri doa. "Selanjutnya mari Kita nikmati makanan dan minuman ala kadarnya ini," ujar Eling.
Setelah menikmati makanan dan minuman yang dibeli secara patungan, semuanya siap mengantar Firan pergi ke bandara. Lima sepeda motor dengan berboncengan, 10 anak kos siap mengantar. Firan dibonceng oleh Onoy.
Ketika melintas di jalan, mereka seperti konvoi, untung jalan ke bandara tidak ramai sehingga tidak mengganggu lalu lintas. Lancarnya jalan membuat mereka cepat tiba di bandara. Bila macet mungkin waktu yang ditempuh ke bandara bisa lama. Setelah mereka memarkir sepeda motor, semua berjalan menuju bagian keberangkatan luar negeri. Ketika tiba di tempat itu, Celia sudah menunggu. Celia tersenyum bahagia ketika Firan dan teman-temannya datang. Firan memperkenalkan teman-temannya, dengan bersahabat Celia menerima perkenalan itu. "Teman-teman Firan baik-baik semua," ujarnya dengan tersenyum ramah. Mereka ngobrol dengan gaduh sehingga menjadi perhatian orang yang berada di bandara.
Jam dan hari keberangkatan Firan ke Inggris rupanya diketahui oleh Vira, Hani, dan Sisca, mereka secara diam-diam dan terpisah juga pergi ke bandara. Mereka serba salah, mau mendekat sudah tak memiliki ikatan apa-apa dengan Firan, kalau mendekat mereka akan kehilangan harga diri. Dengan rasa sedih, haru, dan merasa kehilangan, ketiga cewek itu memandang Firan dari kejauhan.
Jam menunjukkan pukul 14.00, berarti Firan dan Celia pun harus boarding, sebagai tanda perpisahan, mereka saling jabat tangan, Firan dan Celia pun melambaikan tangan kepada semua sebagai akhir pertemuan. Ketika Firan lamban laun meninggalkan kerumunan teman-temannya, secara tak sadar Vira, Hani, dan Sisca kakinya melangkah menuju ke tempat kerumunan, semakin Firan jauh, kaki ketiga cewek itu dari berjalan menjadi berlari. Sehingga secara bersamaan, Vira, Hani, dan Sisca tiba bareng di kerumunan itu. "Naaah, kebetulan nih," ujar Ulang yang juga ikut mengantar Firan. "Firan meminta maaf kepada kalian bertiga," Ulang menyampaikan pesan Firan. "Ah nggak sudi," ujar Vira. "Emang dia salah apa?" kata Hani pura-pura tidak tahu. "Saya ke sini mau menjemput saudaraku kok," Sisca beralasan.
"Sudahlah masih banyak Firan yang lain," Sidar menggoda ketiga cewek itu yang mengharap Firan. "Buktinya Onoy dan Kojed dari dulu ngganggur dari cewek." Gurauan Sidar itu memancing semua tertawa. "Ayo pulang, hari sudah sore," Eling mengingatkan mereka.
***
Untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh Dosen Ibu Kasih, Trengginas mencari bahan-bahan yang diperlukan. Ia mencari bahan tidak ke perpustakaan jurusan, fakultas, atau kampus, namun melalui internet. Sore itu ia pergi ke Warnet Blue Cup. Warnet itu berada di samping Pasar Sangglak. Blue Cup memang warnet yang paling disukai oleh para mahasiswa dan pelajar, sebab selain perjam-nya murah juga tempatnya full AC.
Saat tiba di Blue Cup, Trengginas bersyukur sebab masih menyisakan satu tempat, biasanya pengunjung harus antri saking ramainya. Trengginas adalah pengunjung setia di tempat itu sehingga penjaga sudah akrab dengan dirinya. "Hai, ke mana saja kok lama tidak ke sini," sapa penjaga warnet. "Biasa urusan negara," jawab Trengginas bercanda. Penjaga warnet tertawa. "Masih ada satu tempat yang bisa dipakai kan?" tanya Trengginas. "Iya di nomor 10," kata penjaga warnet yang juga tengah asyik lagi chatting.
Trengginas langsung menuju ke komputer nomer 10. Dipilihlah paket 2 jam. Dua jam dirasa sudah cukup karena data yang diinginkan tidak banyak. Paling-paling dirinya lebih asyik chatting daripada mencari bahan untuk tugas kuliah. Dibukalah www.google.com dan kemudian diketiklah sebuah kalimat. Begitu di-enter, ratusan kalimat itu muncul dari berbagai alamat situs. Diakses dan di-copy-nya data-data yang diinginkan. Setelah dirasa cukup, selanjutnya ia membuka www.yahoo.co.id. Diklik mail, terbukalah fasilitas itu, selanjutnya ia menulis alamat dan kode alamat email-nya, trengginas007@yahoo.co.id, begitu alamat email itu diketik, selanjutnya ia menulis sebuah kode. Dan terbukalah data-data email keluar dan masuk.
Beberapa hari tidak dibuka, puluhan email baru belum dibaca. Diantara email itu datang dari Mihiro, mihiro@yahoo.co.jp. Ia gembira mendapat email dari perempuan yang pernah bersamanya selama beberapa hari. Di-klik alamat email itu, dan dalam box terdapat sebuah tulisan yang panjang yang berbunyi, "Ha Trengginas, apa kabar. Saya dalam keadaan baik dan sehat. Saya di Jepang sudah beraktivitas kembali seperti sedia kala. Saat-saat ini pekerjaanku bertambah banyak karena jabatanku di kantor naik. Aku senang bisa naik jabatan, namun membuat Aku jarang untuk bepergian.