Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Aku Bukan Gigolo

5 Mei 2020   13:40 Diperbarui: 5 Mei 2020   13:48 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar lagu itu Firan cuek, dirinya tidak seperti yang digambarkan dalam syair lagu itu. Sehingga kuping tidak panas ketika Suros dengan semangat bernyanyi. Sedang Celia nampak menikmati, ia ikut lompat-lompat dengan penonton lain.

***

Tiga bulan sudah hubungan Firan dan Celia. Celia bisa lama tinggal di Pulau Swaba karena ijin tinggalnya selalu diperpanjang. Mereka berdua tinggal serumah tanpa ikatan yang syah baik secara negara maupun agama. Suatu malam saat di peraduan, Celia dengan lirik mengatakan kepada Firan, "Firan Aku hamil." Mendengar ucapan yang demikian Firan kaget, "O, ya?" Namun dirinya cepat menguasai keadaan. "Terus apa rencana Kita?" Firan bertanya kepada Celia. "Kamu harus bertanggungjawab dengan anak ini," Celia meminta pertanggungjawaban. "Iya Aku akan bertanggungjawab karena Kamu cintaku yang terakhir," Firan menenangkan Celia. Mendengar pernyataan yang demikian Celia senang, "Kamu harus ikut Aku pulang ke Inggris dan Kita hidup di sana," "Orangtuaku mempunyai usaha dan Kamu bisa membantu orangtuaku." "Ya, Saya turuti maumu," kata Firan sambil membelai rambut pirang Celia. "Baik minggu depan Kita terbang ke Inggris, besok Kamu urus surat-surat perjalanan," ucap Celia sambil merebahkan kepalanya di dada Firan.

Rencana kepergian Firan ke Inggris untuk menetap di sana bersama Celia tersebar di kampus, beragam komentar muncul. "Enak ya tinggal di Inggris, di sana bisa lihat Liga Primier Inggris secara langsung," ujar Nyodit temannya satu jurusan. "Iya di sana bisa melihat Istana Buckingham," kata Koreng. "Hujan batu di negeri sendiri lebih enak daripada hujan emas di negeri orang," seloroh Benu dengan tertawa. Mendengar selorohan itu, Nyodit dan Koreng secara serempak mengatakan, "Dasar syirik."

Mendengar mantannya hendak menetap di Inggris, Vira, Hani, dan Sisca, nampak gundah. Meski mereka sudah dikecewakan namun mereka masih berharap bisa kembali bersatu. Ketiga cewek itu bertanya-tanya kepada teman-teman dekat Firan, kapan pastinya ia pergi ke Inggris. Vira meneteskan mata ketika mengingat masa-masa indah dengannya. Vira ingat bagaimana ia dibonceng Firan pergi ke Gunung Gejah, Danau Bulan, dan Tebing Cinta. Selama perjalanan Vira selalu mendekam Firan. Foto-foto saat berdua masih disimpan oleh Vira di albumnya. Pertemuan saat malam seni dan budaya di kampus beberapa waktu yang lalu dirasa sebagai pertemuan terakhir. "Oh Firan mengapa Kamu meninggalkan Aku," gumamnya dengan sedih, air matanya pun menetes di pipinya yang putih.

Hani pun demikian, dirinya ingat saat liburan semesteran, bersama Firan ia pulang bersama ke kampung halaman. Kampung Firan dan kampung Hani berjarak 30 km, dan untuk menuju ke Pulau Swaba, ditempuh dalam satu jalur. Dalam perjalanan pulang bareng itu, mereka naik turun angkutan, mulai dari bus kecil, kapal laut, hingga kereta api, meski jarak jauh, bagi Hani jarak itu menjadi dekat karena Firan ada di sampingnya. Apalagi Firan nampak mengayomi dan melindungi Hani. Hani ingat saat berada di dalam kereta, Firan mencium keningnya. Ketika dicium Firan, hati Hani terasa sejuk, bumi menjadi indah, langit menjadi cerah, dan angin berhembus sepoi-sepoi. Hani membalas memeluk Firan dengan manja. "Firan Kamu tega meninggalkan Aku," suara lirih muncul dari mulut yang mungil. Hani meneteskan air mata.

Sama seperti Vira dan Hani, Sisca pun demikian, Sisca ingat ketika dirinya tidak mampu mengerjakan tugas kuliah yang diberikan Pak Manuaka, Firan membantu sehingga tugas yang tebalnya sebanyak 50 lebar itu terselesaikan. Bantuan Firan terbukti benar dan tidak main-main, buktinya Sisca mendapat nilai A dari mata kuliah itu. Tak hanya itu, Sisca ingat ketika harus membeli alat-alat praktek laboratorium, Firan yang memilihkan barangnya sehingga alat-alat praktek laboratorium itu awet. "Firan Aku akan menunggumu sampai kapanpun," janji Sisca.

***

Pagi itu kecuali Trengginas, seluruh anak kos dan Ibu Kos berkumpul. Mereka hendak melepas kepergian Firan ke Inggris. Dengan menggelar tikar yang sudah bolong-bolong, semuanya duduk lesehan

Di tengah mereka ada makanan dan minuman seperti kue-kue yang dibeli di toko kelontong termasuk minuman sirup. "Teman-teman semua Kita berkumpul pagi ini untuk mendoakan Firan yang hendak pergi ke Inggris," ujar Eling. "Sebagai manusia biasa, Kita mempunyai kesalahan dan dosa kepada Firan, begitu sebaliknya. Untuk itu sebelum Firan pergi mari Kita saling memaafkan, sebab selanjutnya akan susah bertemu dengan Firan karena jaraknya yang sangat jauh," Eling menasehati. "Saya persilahkan bila Firan mau menyampaikan uneg-uneg-nya." Mendapat kesempatan, Firan menggunakan kesempatan itu. "Teman-teman semua, Saya Firan, Saya minta maaf bila selama ini ada kesalahan, Saya minta maaf kepada Trengginas dan Kojed yang beberapa waktu lalu bertingkah seperti anak kecil," tuturnya. Mendengar tuturan itu Kojed tersenyum, dan berseloroh, "Saya maafkan." "Geerrr," tertawa meledak diantara mereka.

Setelah suara tertawa tak terdengar, Firan melanjutkan rangkaian kata, "Saya hari ini akan pergi ke Inggris bersama Celia. Di Inggris, Saya akan menikah dengan Celia. Saya menikah dengan Celia atas nama cinta bukan karena materi atau faktor lainnya. Celia adalah gadis terakhir di hidup Saya," "Teman-teman yang dekat atau bersahabat dengan Vira, Hani, Sisca, dan yang lainnya, tolong sampaikan maaf Saya kepada mereka." Mendengar banyak nama cewek yang disebut, Ingko berseloroh, "Busyet banyak banget mainanmu." 'Gerrr,' terdengar suara tawa meledak di ruang itu. Setelah suasana tenang kembali, Firan melanjutkan uneg-uneg-nya, akhir kata, "Demikian sedikit kata yang Saya ucapkan."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun