"Bolehkah saya bertanya sesuatu padamu ?" Tanya Malina
"Sangat boleh." Ucap Manu sambil memperlihatkan sederet giginya.
" Mengapa kamu rela berkoban demi menyelamatkan nyawa suami saya ?"
Manu seketika terdiam sambil menatap Mata Iren yang sedang duduk di sebelahnya. Dia merasa gugup untuk berkata.
" Mengapa kamu diam ? "Ucap Malina sambil mengkerutkan wajahnya.
" Jadi Ibu sudah tau tentang hal itu ?" Balas Manu.
" Sudah, Iren sudah menceritakannya kepada saya. "Terimakasih banyak karena atas pengorbanmu suami saya masih hidup.
" Sama-sama, saya tidak ingin Iren sedih karena harus kehilangan ayahnya."
Ibu Malina seketika terdiam setelah mendengar penjelasan dari Manu. Dia merasa Manu lelaki yang baik sangat menyayangi putri bungsunya itu. Setelah itu mereka menceritakan banyak hal Manu menanyakan kondisi pak Lote dan Ibu Malina menanyakan kondisi ke dua orang tua Manu.
" Mengapa kamu jatuh cinta dengan anak saya ?"
" Saya punya dua alasan tentang pertanyaan ibu itu. Pertama karena dia cantik kedua dia biasa membuat saya nyaman ketika ada di dekatnya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159