" Â Aku tidak tau lagi apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkan ayah ?" ucap Iren air matanya bercucuran
" Kuatkan dirimu aku yakin ayahmu akan baik-baik saja." Saut Manu sambil mengelus pundak Iren.
Kepala Iren bersandar di bahu Manu sambil meneteskan air mata. Manu tidak tega melihat Iren sesedih itu. Dia berusaha  menenangkan Iren dengan mengelus rambutnya.
" Tenang, ayahmu akan baik-baik saja. " ucap Manu.
" Mengapa hal seperti ini harus terjadi pada ayahku ? " tanya Iren sambil meneteskan air mata.
Setelah itu Manu diam-diam pergi ke ruangan dokter tanpa sepengetahuan Iren. Ada hal penting yang ingin  ia bicarakan terhadap dokter yang menangani pak Lote.
Manu mengetok pintu masuk.
" Ya silahkan masuk. "Kata dokter
" Permisi bu maaf mengganggu." Balasnya
" Ada perlu apa ya pak ?"
Manu duduk bersama dengan dokter. Dia ingin mendonorkan ginjal sendiri untuk pak Lote. Tindakan yang dilakukan Manu ini adalah tindakan yang mulia tetapi hal ini sangat membahayakan nyawanya sendiri. Manu tidak ingin melihat wanita yang di citainya harus menerima kenyataan pahit  kehilangan seorang ayah.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159