Hari menjelang malam Iren ingiin pulang baik ke rumah karena orang tuanya menanyakan keberadaan dirinya. Dia berpamitan dengan keluarga Manu. Setelah dia tiba di area loby rumah sakit tiba-tiba telponya berdering. Di telponnya terlihat foto Renaldi laki-laki yang sudah membuat Manu celaka. Iren merasa kesal karena dia tidak suka dengan laki-laki yang bernama Renaldi itu. Beberapa kali dirinya di ajak kencan berduaan namun Iren menolak. Seketika wajahnya menciut dan mematikan panggilan telepon. Tapi Renaldi terus menelponnya sampai jari jemarinya menyerah memaksa untuk menerima telepon.
" Hallo, selamat malam." Ucap Renaldi.
" Iya ada apa ?" tanya Iren kesal.
" Santai... jangan marah- marah nanti cantiknya ilang, " saut Renaldi
" Udah enggak usah ngegombal ngomong to the point aja. "
" Bagaimana kabarmu baik apa buruk ? "
" Ada baik nya dan ada buruknya. "
" Sabar tetap jalani dan syukuri. Kamu besok kuliah ?" tanya Renaldi.
" Kuliah pagi. Â "
" Aku jemput kamu ya. Kita berangkat bareng-bareng. " Ucap Renaldi dengan penuh semangat.
" Engga usah aku bisa ke kampus sendiri. ' saut Iren.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159