" Santai... jangan marah- marah nanti cantiknya ilang, " saut Renaldi
" Udah enggak usah ngegombal ngomong to the point aja. " balas Iren kesal
" Bagaimana kabarmu baik apa buruk ? "
" Ada baik nya dan ada buruknya. "
" Sabar tetap jalani dan syukuri. Kamu besok kuliah ?" tanya Renaldi.
" Kuliah pagi. Â "
" Aku jemput kamu ya. Kita berangkat bareng-bareng. " Ucap Renaldi dengan penuh semangat.
" Engga usah aku bisa ke kampus sendiri".saut Iren.
" Ayo dong Ren aku mohon jagan nolak. " Â Ucap Renaldi memaksa
" Enggak sekali aku bilang enggak ya enggak. " saut Iren kesal langsung mematikan telepon dan melajutkan langkah kakinya menuju pintu keluar.
Sesampainya di rumah hati Iren merasa gelisah dia memikirkan keadaan Manu di rumah sakit. Wajahnya terlihat murung tak bersemangat. Sesampainya di depan pintu masuk Iren melihat kuncing kesayangannya terdiam disana seakan menanti kedatanganya. Kucing itu mempunyai bulu yang lebat. Warna bulunya berwana cokelat. Seketika rasa sedihnya menghilang saat melihat kucing kesayangannya itu.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159