"Apa?"
"Aku sangat senang dan bersyukur karena sudah bertemu dengan orang seperti kamu, Gara."
***
Via menatap ke arah luar dari jendela kamarnya. Rintik hujan di luar sana entah kenapa membuat nya begitu tenang sore ini.
Sebelum akhirnya Via merasakan suatu keanehan. Jantungnya, Via merasakan jantungnya tidak baik-baik saja. Udara juga seakan menjauh dari sekitarnya. Via sesak. Ada apa ini? Padahal tidak ada Sagara di sini. Tapi kenapa Via merasakan seperti saat dirinya tengah berada di dekat Sagara?
"Via, cepat selesaikan misi kamu. Atau kita tidak akan pernah pergi dengan tenang."
Via mendengar bisikan yang ia yakini itu adalah Selvia. Dengan segera Via meraih ponselnya. Mencari nomor bernama Sagara di kontak nya.
Lalu tak lama setelah Via menekan tombol panggilan. Dering berubah menjadi kata halo yang diucapkan Sagara di seberang sana.
"Gara, bisa kamu segera bawa handycam itu ke rumah aku sekarang?"
"Bisa, kebetulan handycam nya sudah bisa menyala. Dan aku sudah cek, rekaman itu masih ada."
Via tersenyum di tengah kesibukannya mengatur napas. "Kalau gitu, aku minta tolong antarkan ke rumah aku, ya Gara? Aku sangat minta bantuan kamu."