Via melepas tangan Retta yang masih menggenggam pergelangan tangannya. "Kenapa? Kenapa harus seperti itu?"
Retta mendesis kesal mendengar pertanyaan Via. "Karena kamu sudah membuat anak saya meninggal."Â
Via terdiam.
"Kamu pikir saya hanya akan diam saja?" Retta lalu menarik tangan Via dan menekan nya kuat. Bahkan Via merasakan kuku tangan Retta menancap di kulit nya. "Rasa sakit hati saya harus terbalaskan dengan penderitaan kamu, Via! Saya tidak akan tinggal diam!"
Berusaha Via melepas genggaman Retta yang begitu menyakitkan. Tapi sulit. "Bukan aku! Serly itu terpeleset dan terjatuh sendiri."
"Bohong. Kamu yang udah dorong dia!" Retta berkaca. "Kamu udah buat anak saya meninggal, Via!"
"Ada apa itu?" Teriak Wira dari ruang tamu yang mendengar keributan dari arah dapur.Â
Lalu Retta tiba-tiba melepaskan tangan Via. Ia meraih pisau dan menggoreskan nya ke lengannya. Membuat darah segar mengalir dari sana.
Lain dengan Via yang membelalakkan matanya seraya menutup mulutnya yang terbuka karena tidak percaya dengan apa yang Retta lakukan.
"Ibu ngapain?" Tanya Via khawatir lalu menarik tangan Retta yang terluka.
Bertepatan dengan itu Wira datang. Tatapannya langsung terkunci pada darah yang mengalir dari tangan Retta.