"Emm... kamu waktu kecil tinggal dimana?"
Sagara nampak berpikir. Keningnya juga mengernyit dengan sempurna. "Kenapa tiba-tiba tanya begitu?"
Via tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Pertanyaan nya salah, ya?"
"Oh, enggak. Cuma agak sedikit aneh aja."
"Hayo loh! Lagi pacaran, ya?" Dari kejauhan sana Naya berteriak. Membuat Via dan Sagara yang tengah diam jadi menoleh ke sumber suara.
"Apa, sih Nay?" Via membalas dengan nada sebal. Lalu tatapannya beralih pada Sagara yang juga tengah menatapnya.
"Eh, jadi gimana? Bisa kamu jawab pertanyaan aku yang tadi?" Tanya Via berusaha membubarkan kecanggungan nya.
Sagara terlihat seperti tengah mengingat sesuatu. "Sebentar, aku ingat-ingat dulu."
Via mengangguk seraya menunggu ucapan Sagara. "Dulu, waktu kecil rumah aku di Jalan Cendrawasih."
***
Via menghela napasnya berkali-kali. Jawaban Sagara tadi pagi membuatnya terus berpikir. Rumah ini berada Jalan Cendrawasih. Jangan-jangan memang Sagara orang nya. Anak laki-laki yang menjadi saksi kejadian saat itu.