Di dalam kamarnya, sambil menunggu Wira dan Retta pulang dari acara kantor, Via terus mengatur napasnya yang masih saja terasa sesak.
Hingga beberapa jam kemudian, Wira dan Retta sudah berada di rumah.
Via segera turun ke bawah. Dengan handycam yang ia bawa.
"Ayah, Ibu," panggil Via.
"Kami sibuk. Lebih baik sekarang kamu kembali ke kamar kamu," ucap Wira mengacuhkan Via.
Via menahan tangan Wira. "Tunggu, Ayah. Aku harus segera pulang. Dan aku harus meluruskan semuanya."
Wira nampak tertarik dengan perkataan Via. Ia mengurungkan niatnya untuk meninggalkan Via. Tapi tidak dengan Retta, ia itu mendengus kesal.
"Sudahlah. Kami lelah, Via. Kami mau istirahat."
"Sebentar, Bu." Via berucap dengan mata memohon. Wajahnya saat ini bahkan sudah memucat.
Via lalu mengulurkan handycam milik Sagara yang ia bawa.
"Coba kalian lihat. Di sana ada video yang bisa membuktikan bahwa kematian Serly bukan karena aku dorong."