"Aku gak apa. Cuma sedikit sesak aja," jawab Via seraya terus mencoba menetralkan deru napasnya.
"Kamu ada asma?"
Via menggeleng. "Enggak ada. Emm, Gara, aku izin mau tidur sebentar, ya?"
Sagara mengangguk-angguk kecil. "Iya. Aku akan tunggu kamu sampai bangun."
Via mengembangkan senyum. Entah kenapa pipi nya jadi merasa panas. Lalu tak berapa lama, Via sudah masuk ke alam mimpi nya.
"Selvia."
Gadis yang dipanggil itu menoleh. Via melangkah menghampiri nya.
"Via, bagaimana? Kamu sudah temukan dia?" Tanya Selvia menggenggam tangan Via.
"Apa dia itu Sagara?" Bukan tanpa alasan Via menyebut Sagara. Karena sejak pertama kali bertemu, Via sudah merasa ada sesuatu yang aneh. Terutama saat jantung Via selalu tidak baik-baik saja saat berada didekat Sagara. Juga napasnya yang tiba-tiba menjadi sesak.Â
Selvia mengerutkan kening. "Sagara?" Ulang Selvia.
"Iya. Dia siswa baru di SMA Antariksa. Aku cuma selalu ngerasa aneh saat ada di dekat dia," ucap Via membuat senyum lebar muncul di wajah Selvia.