Via mendengus kesal. Haruskah ia meminta maaf untuk sesuatu yang bahkan tidak ia pernah lakukan?
"Maaf," ucap Via lirih.
Lalu Via lihat Retta tersenyum penuh kemenangan.
"Iya, Via. Lain kali jangan diulang, ya," balas Retta lalu menghampiri Via. Wanita itu memeluk Via. Tapi kalian tentu tahu jika itu hanyalah pura-pura. Agar Wira semakin percaya pada drama yang ia lakukan.
"Via, saya yang menang kali ini," bisik Retta membuat tangan Via mengepal kuat.
[BAB 7 - Bertemu Ibu]
"Gara," panggil Via pada Sagara yang tengah membaca sebuah komik. "Ganggu gak kalau aku tanya-tanya kamu?"
Sagara mengerutkan kening. "Enggak lah. Mau tanya apa?" Sagara mendudukkan dirinya di samping Via. Kelas kali ini masih kosong. Seperti biasa, mereka berdua yang datang paling awal.
"Eh, pipi kamu kenapa?" Tanya Sagara terlihat khawatir. Ia berniat mengusap pipi Via yang merah. Tapi tangan Via terangkat, seolah melarang Sagara untuk melakukannya.
"Enggak kenapa-kenapa."
Sagara sebenarnya tidak percaya dengan apa yang Via katakan. Tidak apa-apa bagaimana? Pipi Via terlihat merah, dan Sagara mengira-ngira jika itu adalah bekas tamparan seseorang. Tapi, siapa yang sudah menampar Via?