Gonna camp in my sleeping bag, I'm not gonna move
Sebagai Pecinta Tangguh, sangat kunikmati The Man Who Can’t Be Moved. Seperti menjustifikasi keganjilan yang kualami, kuputar ber-ulang menikmatinya berulang. Lagu ini sejenis lagu Frustasi.
Telepon Si Bawel, Sita
Yahoo Weather apps menunjukkan angka 35 derajat , panasnya benar-benar meradang.
“And maybe I'll get famous as the man who can't be moved. Maybe you won't mean to but you'll see me on the news”, The Script yang kujadiin ringtone menyeruak dari hp-ku. Kaget. Panggilan masuk, kulihat callernya, “Sita Bawel”.
Sita Bawel adalah seorang putri antah berantah dari Jakarta. Mario teguh menyebutnya sejenis cewek super. Super Bawelnya. Bawelnya tiada tara, tiada ampun. Satu kalimat, Sita bisa membalasnya dengan jawaban sepuluh ribu kalimat yang selalu bikin orang penasaran sebenanya guru Bahasa Indonesia dia waktu SD mengacu pada kurikulum apa sih kok bisa menciptakan anak didik yang begitu luar biasa kekayaan kosakatanya.
Bawel, diakui atau tidak, Sita selalu bikin suasana ceria. Itu kenapa berada di dekat dia tak pernah sepi, tak pernah sendu, tak pernah galau kecuali pasti bokek. Ya, selain punya kemampuan bawel, Sita adalah seorang perayu ulung dalam hal memalak traktiran.
“Reik, traktirin es teh manis dong. Uang jajan gue buat beli susu si Coki nih”
Kali lain dengan teman lain, “Don, senyum kamu cakep bener sih kayak Tom Cruise gitu”. Si Dony yang berbunga-bunga di puji Sita tanpa di minta memborong 5 piring pisang goreng di kantin kampus. “Pisang gorengnya buat kamu aja Sita, beli kebanyakan nih tadi, di rumah juga nggak ada yang makani”, sahut si Dony dengan muka memerah kayak udang kepanasan.
Segalau dan sesedih apapun bisa dibuat terbahak tak terduga oleh kebawelan Sita. Itulah Sita, salah satu putri ajaib dari ibukota.
Kuangkat HP yang vibrasinya sukses membuat aku geli, “Nape lue bawel, kangen ya ama gue?”.