Mohon tunggu...
Yono Timore
Yono Timore Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang Pecinta Cinta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pelangi Senja

24 April 2014   11:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:16 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Reikhi dan Raisya bersemu merah, malu-malu, keduanya terdiam, mematung seperti 2 patung selamat datang.

Para pujangga cinta menyebut kejadian ini sebagai anomali rasa. Pertemuan 2 rasa, ketika sudah ‘klik’ maka kata tak lagi punya arti karena mereka telah bercakap dengan bahasa sendiri. ‘Percakapan dari hati ke hati’.

Hari Tak Akan Lagi Sama

“Eh elu berdua pada bengong”, ucap Sita ke Reikhi dan Raisya.

Reikhi dan Raisya masih menikmati keterkejutan dengan menundukkan kepala, malu. Walaupun ini kali pertama Raisya melihat Reikhi, entah kenapa mendengar celoteh Reikhi sesaat lalu, celoteh tentang dirinya, membuat Raisya mendadak jadi berdebar-debar.

Menyitir kalimat dari Tasaro, “Begini cara kerja sesuatu yang engkau sebut cinta: Engkau bertemu seseorang lalu perlahan-lahan merasa nyaman berada di sekitarnya. Jika dia dekat, engkau akan merasa utuh dan terbelah ketika dia menjauh. Keindahan adalah ketika engkau merasa ia memerhatikanmu tanpa engkau tahu. Sewaktu kemenyerahan itu meringkusmu, mendengar namanya di sebut pun menggigilkan akalmu. Engkau mulai tersenyum dan menangis tanpa mau disebut gila”.

Dan sepertinya sitiran kalimat di atas pantas di tujukan pada 2 makhluk yang sedang menikmati malu, Reikhi dan Raisya.

“Sudahan dong kalian bengongnya. Raisya, kenalin ini Reikhi, cowok kepedean yang barusan ngomongin elo”, sindir Dina, tertawa kecil.

“Iya tuh, kepedean nih Reikhi. Betewe, gue Sita, sahabat setianya si Reikhi”, Sita menjulurkan tangannya kepada Raisya.

“Hai Sit, gue Raisya”

Dengan suara mencoba tenang, mencoba bersuara hangat, Reikhi menjulurkan tangan dan kemudian,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun