Mohon tunggu...
Yono Timore
Yono Timore Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang Pecinta Cinta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pelangi Senja

24 April 2014   11:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:16 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Bau apaan sih? Ketek gue bau ya?”, Sita mengendus keteknya.

“BUKAN SITA”, sahut Reikhi dengan suara mengerang.

“Bau jasmine Sit. Ini bau jasmine si Raisya, mimpi nggak sih gue?”, suara Reikhi terdengar sampai meja sebelah kanan, sebelah kiri, meja belakang, juga meja depan.

Saat bersamaan, Dina yang satu menit telah sampai di kantin, sengaja berdiri mematung tak bersuara di belakang Reikhi dan Sita, tanpa mereka berdua ketahui.

Percakapan terakhir tentang Jasmine dan Raisya terdengar jelas oleh Dina, juga Raisya.

Raisya terkejut, mukanya memerah malu-malu.

Saat bersamaan, Dina menepuk keras bahu Reikhi, “ayohhhh, elo ngomongin siapaa? Jasmine, Raisya?”

Reikhi dan Sita berbalik.

Tahukah kamu, betapa ajaibnya muka orang yang memerah karena malu. Reikhi melongo, tepatnya melotot, mukanya tampak bloon dengan warna memerah tidak hanya di muka, tetapi leher, tangan dan sekujur tubuhnya bersemu merah, persis kepiting rebus.

Sita tertawa terbahak-bahak, memegang perutnya, mengendalikan isi perut agar tak mengubah posisi walau tubuhnya sedang tergoncang-goncang karena gempa bumi 9 SR.

Dina-pun tertawa tak kalah kerasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun