"Bener Sit. Tadi dia cuman nyapa temennya yang di situ itu lho (Reikhi menunjuk meja di pojokan), ngembaliin buku sepertinya, trus langsung pergi gitu"
"Pojokan yang mana, itu (Sita menunjuk pojokan yang sama)?"
"Iya itu, betul"
"Ohh itu kan si Dina, ntar gue tanya ama dia deh siapa cewek yang elo maksud barusan. Cewek yang elo maksud ciri-cirinya apa emang?"
“Cewek itu baunya se-harum bunga jasmine, kakinya terbalut sempurn crochet womens classic Toms, blouse come grey threan, celana panjang hitam, rambutnya indah kayak model Sunsilk”
"Lebay banget sih deskripsi elo"
"Biarin, nggak ada bedanya ama elo ngenilai Randy kan?"
Namanya Raisya
Sehari setelah pertemuan di kantin kampus, tergopoh-gopoh karena urat kaki belum terjalin benar Sita mengembalikan megaphone yang telah terluka ke bagian administrasi.
Menyembunyikan megaphone di belakang badan, “Pak Rudi, ee, ini Pak, eee, anu Pak”
“A e a e, apa Sita? Megaphonenya udah diganti baterai baru kan? Pak Deka mau pakai tuh ntar siang”, kata Pak Rudi sembari sibuk menata tumpukan berkas.