Mohon tunggu...
RSID
RSID Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukisan dalam Bayangan

9 Oktober 2024   18:54 Diperbarui: 26 November 2024   09:45 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tawaran untuk menjadi seniman tetap di galeri itu sangat menggoda. Ini bisa menjadi awal dari karir internasional yang selalu ia impikan. Tapi di sisi lain, ada kerinduan akan rumah, akan Indonesia, yang mulai terasa semakin kuat.

Zara membuka ponselnya dan melihat foto-foto lamanya. Foto bersama keluarga, teman-teman, dan tentu saja, Dafa. Ia merindukan kehangatan itu, tapi ia juga sadar bahwa New York telah memberinya banyak hal yang tidak bisa ia dapatkan di tempat lain.

Keesokan harinya, Zara memutuskan untuk menelepon orang tuanya untuk meminta nasihat.

"Ayah, Ibu, aku bingung," Zara memulai. "Aku mendapat tawaran bagus di sini, tapi aku juga rindu rumah."

Ayahnya menjawab dengan bijak, "Zara, sayang, kamu harus mengikuti kata hatimu. Tapi ingat, kadang kita perlu keluar dari zona nyaman untuk tumbuh."

Ibunya menambahkan, "Kami akan selalu mendukungmu, Zara. Rumah akan selalu ada di sini untukmu."

Setelah pembicaraan panjang dengan orang tuanya, Zara merasa lebih jelas. Ia tahu keputusan apa yang harus ia ambil.

Beberapa hari kemudian, Zara bertemu dengan perwakilan dari galeri tersebut.

"Saya sangat menghargai tawaran Anda," Zara memulai.

"Dan saya memutuskan untuk menerimanya, tapi dengan satu syarat," lanjutnya.

"Apa itu?" tanya perwakilan galeri tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun