Mohon tunggu...
RSID
RSID Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukisan dalam Bayangan

9 Oktober 2024   18:54 Diperbarui: 26 November 2024   09:45 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada jeda sejenak sebelum Dafa menjawab. "Yaa... biasa saja. Tidak ada yang spesial."

Zara merasakan ada sesuatu yang aneh dari nada suara Dafa.

"Daf, ada apa? Kamu terdengar... berbeda." tanyanya.

Dafa menghela nafas. "Tidak apa-apa, Ra. Aku hanya... entahlah. Terkadang aku merasa kita hidup di dua dunia yang berbeda sekarang."

Kata-kata Dafa membuat Zara merenung. Ia sadar bahwa selama ini ia terlalu fokus pada pengalamannya sendiri di New York, tanpa benar-benar memperhatikan perasaan Dafa.

"Daf, aku minta maaf. Aku tahu ini sulit," ucap Zara lembut.

"Aku mengerti, Ra. Aku juga bangga melihatmu berkembang di sana. Namun, kadang aku merasa terasingkan dalam perjalananmu," Dafa mengungkapkan perasaannya.

Kalimat itu membuat Zara merenung, menyadari betapa pentingnya komunikasi dalam hubungan mereka. Dengan kesadaran itu, mereka pun saling bercerita dan mengungkapkan perasaan yang selama ini terpendam.

Setelah panjangnya percakapan, mereka akhirnya menutup telepon dengan harapan dapat saling mendukung meskipun terpisah oleh jarak.

Ia mulai menyadari bahwa menjaga hubungan jarak jauh ternyata lebih sulit dari yang ia bayangkan. Meskipun Zara mencintai Dafa, ia juga tidak bisa menyangkal bahwa New York telah mengubah perasaannya, membuatnya merasa terombang-ambing antara cinta dan cita-cita.

Dengan pikiran muram, Zara menatap keluar jendela apartemennya, memandang kerlap-kerlip lampu kota New York. Ia menyadari bahwa ia berada di persimpangan, tidak hanya dalam karirnya sebagai seniman, tetapi juga dalam hubungannya dengan Dafa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun