Mohon tunggu...
RSID
RSID Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukisan dalam Bayangan

9 Oktober 2024   18:54 Diperbarui: 26 November 2024   09:45 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring berjalannya waktu, Zara semakin sibuk dengan jadwal sekolah dan program mentoringnya. Meskipun ia berusaha menyeimbangkan waktunya, hubungannya dengan Dafa mulai terasa renggang.

Suatu malam, setelah Zara membatalkan kencan mereka untuk kesekian kalinya karena harus menyelesaikan proyek lukisannya, Dafa akhirnya mengutarakan perasaannya.

"Ra, aku tahu ini kesempatan besar untukmu, tapi... apa kamu masih ada waktu untukku?" tanya Dafa dengan nada sedih di telepon.

Zara terdiam sejenak, merasakan rasa bersalah. "Daf, maafkan aku. Aku tahu aku terlalu sibuk akhir-akhir ini..."

"Bukan hanya sibuk, Ra. Rasanya kamu sudah jauh. Aku merasa... terabaikan," Dafa melanjutkan.

Kata-kata Dafa membuat Zara merasa cemas. Ia sadar telah mengabaikan hubungan mereka.

"Daf, aku tidak bermaksud begitu. Kamu tetap penting bagiku," Zara berkata dengan tulus.

"Benarkah? Kadang aku merasa sebaliknya," balas Dafa dengan nada kecewa.

Zara merasakan air mata mulai menggenang.

"Aku minta maaf. Bisakah kita bertemu besok? Aku ingin kita bicarakan ini," Zara berusaha mencari solusi.

Dafa menghela nafas. "Baiklah. Di taman biasa?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun