Mohon tunggu...
RSID
RSID Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukisan dalam Bayangan

9 Oktober 2024   18:54 Diperbarui: 26 November 2024   09:45 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ra, aku tahu kita sedang dalam perjalanan yang berbeda sekarang. Tapi aku ingin kamu tahu, aku selalu mendukungmu. Dan... siapa tahu, mungkin suatu hari nanti, jalan kita akan bersama lagi." ucap Dafa dengan suara yang penuh harapan.

Kata-kata Dafa membuat Zara tersenyum. "Terima kasih, Daf. Itu berarti banyak bagiku. Aku juga berharap kita bisa bersama lagi,,, suatu hari nanti."

Setelah menutup telepon, Zara berdiri di depan jendela apartemennya, memandang panorama kota New York. Ia merasa seperti berada di ambang sesuatu yang besar, bukan hanya dalam karirnya, tapi juga dalam perjalanan hidupnya.

Zara tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia merasa bingung mengenai masa depannya di New York dan apakah ia akan kembali ke Indonesia. Pikiran tentang Dafa juga berputar di benaknya. Namun, satu hal yang ia tahu pasti, ia telah tumbuh, berubah, dan menemukan dirinya sendiri dalam perjalanan ini.

Dengan senyum di wajah dan semangat baru di hatinya, Zara siap menghadapi apapun yang akan datang selanjutnya. Ini bukan akhir, tapi awal dari babak baru dalam hidupnya.

Malam pameran akhirnya tiba. Galeri itu dipenuhi oleh para pecinta seni, kritikus, dan kolektor. Zara, mengenakan gaun hitam sederhana namun elegan, berdiri di samping lukisannya. Karyanya, sebuah lukisan abstrak yang menggambarkan perjalanan emosionalnya selama di New York, menarik banyak perhatian.

Selama acara berlangsung, Zara bertemu dengan banyak orang penting dalam dunia seni. Ia bahkan mendapat tawaran untuk bergabung dengan sebuah galeri ternama sebagai seniman tetap mereka. Ini adalah kesempatan yang luar biasa, yang bisa membuka jalan untuk karir internasionalnya.

Di tengah kegembiraan malam itu, Zara merasakan getaran di ponselnya. Sebuah pesan dari Dafa:

"Ra, aku tahu kamu pasti sedang sibuk dengan pameranmu. Aku hanya ingin bilang, semoga sukses! Aku yakin karyamu akan memukau semua orang. Kamu memang pantas mendapatkan semuanya setelah perjalanan panjang yang kamu lalui. Selamat!”

Pesan itu membuat Zara tersenyum. Meskipun mereka tidak lagi bersama, dukungan Dafa masih berarti banyak baginya.

Setelah pameran berakhir, Zara duduk di sebuah bangku taman di dekat galeri, menikmati keheningan malam New York. Ia merenungkan perjalanannya sejauh ini dan keputusan besar yang harus ia ambil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun