Mohon tunggu...
Tar Tibun
Tar Tibun Mohon Tunggu... Guru - Penulis Pemula

Sedang menjalani kehidupan terbawah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Hati Sampai Mati

8 Agustus 2023   07:09 Diperbarui: 8 Agustus 2023   07:16 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu, Ni Sariah sedang mengobrol di samping rumah dengan tetangganya. Sambil mencabuti rumput.

"Ada jamur, Mbah!" kata Pak Asep. Sambil menunjuk segerombolan jamur di bawah pohon pepaya. 

"Apa enak disayur?" tanya Ni Sariah. 

"Enaklah! Kelihatan kok dagingnya gemuk begitu," timpalnya. 

Segerombolan jamur berwarna putih kekuning-kuningan dicabut oleh Pak Asep kemudian diserahkan kepadanya Ni Sariah. 

Ni Sariah pulang membawa segenggam jamur. Niatnya untuk disayur sebagai menu berbuka puasa. Padahal menantu perempuannya sudah memasak menu bukaan. 

Segenggam jamur yang dibawanya diletakkan di atas meja. Ni Sariah mengambil wadah untuk menyiangi jamur-jamur tersebut. 

"Ada jamur, nih! Tolong disayur ya, Laras!" pintanya bersemangat sambil membersihkan jamur dari sisa-sisa tanah yang menempel di batang jamur. 

Larasati tersenyum. Dia penasaran dengan jamur yang dibawa pulang oleh ibu mertuanya. Perempuan itu memeriksa jamur tersebut. 

"Astaghfirullah! Ini jamur racun, Bu. Tidak bisa disayur!" serunya. 

"Racun?" 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun