Mohon tunggu...
Tar Tibun
Tar Tibun Mohon Tunggu... Guru - Penulis Pemula

Sedang menjalani kehidupan terbawah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Hati Sampai Mati

8 Agustus 2023   07:09 Diperbarui: 8 Agustus 2023   07:16 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan yang sibuk di dapur itu melongokkan kepalanya di ambang pintu tengah. 

"Ada kok, Bu. Nastar berisi selai nanas itu empuk. Tidak perlu dikunyah!" serunya seraya kembali ke dapur.

Ni Sariah menyentuh kaca lemari. 

"Nanti buka puasa aku mau nyicipin. Lebaran kayaknya nggak sempat."

Keduanya saling berpandangan. Ki Nanang merangkul pundak istrinya ke dalam pelukannya. 

Setelah melepaskan perlengkapan salat di badan mereka. Keduanya pun melipat dan menyimpan di atas lemari. Tinggi lemari hanya sebatas dada mereka. 

Ki Nanang meraih plastik hitam yang disimpan di dalam lemari. Dia menciumnya.

Kedua matanya berkaca-kaca. Kemudian dia meletakkan kembali bungkusan plastik hitam itu di tempatnya. 

*

*

*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun