Mohon tunggu...
Tar Tibun
Tar Tibun Mohon Tunggu... Guru - Penulis Pemula

Sedang menjalani kehidupan terbawah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu Hati Sampai Mati

8 Agustus 2023   07:09 Diperbarui: 8 Agustus 2023   07:16 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayi di dalam gendongannya ikut menangis karena mendengar suara ibunya yang panik. 

Orang-orang yang sedang salat berjamaah ada yang terpaksa membubarkan diri. Menghampiri suara teriakan Larasati. 

"Ada apa?!"

"Mas Muslih! Anakku. Tolong!" 

Tiga bapak-bapak menyerobot masuk sebelum di persilahkan. 

"Astaghfirullah! Keracunan apa ini?!"

Larasati takut untuk menjawabnya. Dia ingat keluarganya menyantap sayur jamur racun. Bukan dia yang memasaknya, bukan! 

Salah satu bapak-bapak berlari meminta pertolongan ke kantor polisi jalan raya. Tidak lama setelah salat Magrib, suami dan kedua anaknya dilarikan ke rumah sakit dengan menggunakan kendaraan roda empat milik polisi. 

Larasati menangis dan ketakutan sambil menggendong anaknya yang paling kecil. 

Beberapa menit setelah sholat Maghrib selesai, Ki Nanang muntah-muntah dan merasakan kepalanya sangat pusing. Tubuhnya pun ambruk di hadapan Larasati. 

"Tolooong!" Kali ini dia berteriak histeris tidak ingin terjadi apapun terhadap ayah mertuanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun